Nama Aryo Puspito Setyaki Djojohadikusumo semakin dikenal publik sebagai sosok profesional muda dengan kiprah di dunia bisnis, politik, dan organisasi ekonomi nasional. Lahir di Jakarta pada 25 April 1983, Aryo merupakan putra dari pengusaha dan politisi senior Hashim Djojohadikusumo, sekaligus keponakan dari Presiden Indonesia ke-8, Prabowo Subianto.
Sejak usia belia, Aryo telah mengenal dunia global. Ia menempuh pendidikan di Inggris selama 12 tahun, termasuk di Durham University, tempat ia mempelajari bisnis dan sempat mengikuti satu semester studi arkeologi. Pengalaman pendidikan lintas disiplin itu membentuk perspektifnya yang luas terhadap ekonomi, sejarah, dan keberlanjutan.
Menurut beberapa sumber, sejak kembali ke Indonesia ia memilih untuk meniti karier dari bawah dalam bisnis keluarga, bukan langsung memegang posisi strategis. Sikap ini mencerminkan karakter kerja keras yang ia pegang hingga kini.
Karier profesional Aryo dimulai di Grup Arsari, perusahaan milik keluarga yang memiliki portofolio di bidang pertambangan, perkebunan, hingga perdagangan. Ia pernah menjabat sebagai komisaris di beberapa anak perusahaan sebelum akhirnya dipercaya menjadi CEO PT Mitra Stania Prima, perusahaan di bawah naungan Arsari Group yang bergerak di sektor pertambangan timah.
Dalam kepemimpinannya, Aryo mendorong transformasi perusahaan menuju praktik pertambangan yang lebih berkelanjutan. Ia dikenal memiliki perhatian besar terhadap isu ESG (Environmental, Social, Governance), terutama dalam tata kelola sumber daya alam.
Kini, Aryo juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia periode 2024–2029. Posisi ini memperluas perannya dari sektor korporasi ke ranah kebijakan publik, terutama dalam memperkuat ketahanan energi nasional.
Aryo mulai aktif di dunia politik sejak tahun 2010. Ia mendirikan organisasi sayap Partai Gerindra bernama Tunas Indonesia Raya (TIDAR), yang berfokus pada pembinaan kader muda. Namanya mulai dikenal luas pada 2012 saat TIDAR aktif dalam kegiatan sosial dan kampanye pemilihan gubernur di DKI Jakarta.
Pada Pemilihan Legislatif 2014, Aryo terpilih menjadi Anggota DPR RI dari daerah pemilihan DKI Jakarta III (Jakarta Barat, Jakarta Utara, Kepulauan Seribu) dengan perolehan lebih dari 53 ribu suara. Di Senayan, ia ditempatkan di Komisi VII, yang membidangi energi, sumber daya mineral, riset, dan lingkungan hidup.
Selain aktif di dunia bisnis dan politik, Aryo mendirikan Yayasan A. Djojohadikusumo yang kerap melaksanakan kegiatan sosial. Salah satu program yang cukup dikenal adalah #UntukIndonesiaku, yang membantu membiayai pendidikan anak-anak hingga jenjang sarjana.
Kegiatan sosial ini menjadi bagian dari cara Aryo mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan yang ditanamkan keluarganya, sekaligus memperluas dampak nyata dari perannya di luar politik dan bisnis.
Sebagai generasi ketiga dari keluarga Djojohadikusumo, Aryo menghadapi tantangan untuk menjaga warisan besar sambil membentuk identitas profesionalnya sendiri. Kini, dengan posisi strategis di Kadin Indonesia, Aryo tengah fokus mengembangkan kebijakan energi hijau, hilirisasi sumber daya alam, dan penguatan kolaborasi antara sektor publik dan swasta. (TB)

