Pulau Bali, yang selama ini dikenal sebagai destinasi wisata unggulan dunia, harus rela kehilangan gelar prestisiusnya sebagai Pulau Terindah di Asia. Dalam ajang bergengsi Readers’ Choice Awards 2025 yang digelar oleh majalah internasional Condé Nast Traveler, posisi Bali kini digantikan oleh Phu Quoc, pulau tropis yang terletak di selatan Vietnam.
Berdasarkan hasil survei dan penilaian ribuan pembaca majalah tersebut, Phu Quoc berhasil menempati posisi pertama dengan skor 95,51 poin, mengungguli Bali yang kini turun ke peringkat enam dengan skor sekitar 89,84 poin. Tahun sebelumnya, Bali masih bertengger di puncak daftar pulau terindah di Asia berkat pesona alam, budaya, serta keramahtamahan penduduknya.
Pemeringkatan ini menilai berbagai aspek penting seperti keindahan alam, kebersihan lingkungan, pelestarian budaya, kenyamanan wisatawan, serta kualitas layanan pariwisata. Penurunan posisi Bali disebut berkaitan dengan meningkatnya tekanan akibat overtourism, masalah sampah dan polusi, serta degradasi lingkungan yang mulai dirasakan di sejumlah kawasan wisata populer.
Dalam laporan tersebut, beberapa wisatawan mengungkapkan bahwa pengalaman berkunjung ke Bali kini kurang nyaman karena kemacetan, kepadatan pengunjung, dan kurangnya pengelolaan sampah di destinasi utama seperti Kuta, Canggu, dan Ubud. Kondisi ini berbanding terbalik dengan Phu Quoc yang dinilai masih menawarkan suasana alami, tenang, dan terjaga kebersihannya.
Selain Phu Quoc dan Bali, sejumlah pulau lain yang masuk dalam daftar 10 besar “Pulau Terindah di Asia” antara lain Langkawi (Malaysia), Koh Samui (Thailand), serta Boracay dan Palawan (Filipina).
Meski demikian, banyak pengamat menilai bahwa kekalahan ini justru bisa menjadi momentum refleksi bagi Bali untuk memperkuat konsep pariwisata berkelanjutan dan menjaga keseimbangan antara kebutuhan wisata dan pelestarian alam.
“Bali tetap menjadi ikon pariwisata dunia. Namun, peringkat ini menjadi pengingat bahwa pengelolaan lingkungan dan pengalaman wisata harus terus ditingkatkan agar pulau ini tak kehilangan pesonanya,” ujar salah satu analis pariwisata internasional yang dikutip dalam laporan tersebut.
Pemerintah Provinsi Bali pun diharapkan mengambil langkah strategis untuk menata kembali sektor pariwisata, memperbaiki tata kelola sampah, serta memperkuat regulasi terhadap pembangunan yang tidak ramah lingkungan. Upaya tersebut diharapkan mampu mengembalikan kejayaan Bali sebagai destinasi wisata nomor satu di Asia, bahkan di dunia.
Dengan keindahan budaya, spiritualitas, dan keramahan masyarakatnya, Bali tetap menyimpan daya tarik luar biasa. Namun, tantangan menjaga kelestarian alam di tengah gempuran wisata massal menjadi pekerjaan besar yang harus segera diselesaikan agar julukan “Pulau Surga” tidak hanya tinggal kenangan. (TB)

