Begu Ganjang, Hantu Mengerikan dari Batak, Orang yang Melihat Bisa Meninggal

Author:
Share
Dalam kepercayaan masyarakat Batak, terdapat sosok makhluk gaib yang dikenal sebagai Begu Ganjang, yang secara harfiah berarti “roh panjang”. Sosok ini bukanlah sekadar arwah gentayangan biasa, tetapi dipercaya sebagai roh jahat yang memiliki kekuatan luar biasa untuk mencelakai manusia. 
Keberadaan Begu Ganjang begitu ditakuti karena sering dikaitkan dengan kejadian-kejadian misterius, seperti kematian mendadak dan penyakit aneh yang sulit dijelaskan secara medis. Begu Ganjang digambarkan sebagai sosok makhluk tinggi yang bisa memanjangkan tubuhnya sesuka hati. 
Konon, semakin lama seseorang menatap makhluk ini, semakin tinggi wujudnya, hingga akhirnya korban jatuh sakit atau bahkan meninggal dunia. Salah satu tanda khas dari korbannya adalah munculnya bekas lebam kebiruan di sekitar kerongkongan, seolah-olah dicekik oleh kekuatan tak kasat mata.  
Di kalangan masyarakat Batak Karo, Begu Ganjang sering disebut sebagai “Begu Jinujung”, yaitu roh yang harus diberikan sesaji berupa darah ayam merah oleh pemiliknya. Konon, Begu Ganjang bisa dipelihara oleh seseorang untuk mencelakai orang lain, layaknya santet atau ilmu hitam dalam budaya lain.    
Dalam konsep kepercayaan Batak, setiap manusia memiliki dua unsur utama. Pertama, jasad atau pamatang, yang merupakan bentuk fisik manusia dan kedua, roh atau tondi, yang dianggap sebagai esensi kehidupan.  
Ketika seseorang meninggal, tondinya akan berpisah dari jasad dan menuju dunia arwah yang disebut Parbeguan, tempat berkumpulnya roh-roh leluhur. Namun, dalam beberapa kasus, tondi seseorang tidak langsung pergi dan malah berubah menjadi begu, yaitu roh gentayangan.  
Kepercayaan masyarakat Batak juga menyebutkan bahwa roh laki-laki cenderung lebih kuat daripada perempuan. Oleh karena itu, dalam adat Batak, diyakini bahwa roh laki-laki yang meninggal akan tetap berada di sekitar jasadnya selama 11 hari, sedangkan roh perempuan hanya 9 hari. 
Inilah alasan mengapa masyarakat Batak kerap menjaga kuburan kerabatnya yang baru saja dimakamkan, agar rohnya tidak menjadi begu yang mengganggu manusia. Tidak semua roh gentayangan menjadi roh jahat seperti Begu Ganjang. 
Masyarakat Batak percaya bahwa begu memiliki tingkatan tertentu berdasarkan bagaimana seseorang hidup semasa hayatnya. Roh dari orang yang dihormati dan memiliki kehidupan baik dapat naik tingkat menjadi Sumangot, dan akhirnya mencapai tahap Sahala, yang lebih dihormati dan berdaya magis.  
Sebaliknya, roh yang tidak mendapatkan penghormatan dari keturunannya atau mati dalam keadaan yang tidak wajar bisa berubah menjadi Begu Ganjang, yang sering dikaitkan dengan kutukan dan kematian misterius di masyarakat. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!