Biodata dan Profil Apel Hendrawan, Pelukis dan Seniman Ogoh-ogoh Asal Sanur Denpasar

Author:
Share
Instagram Apel Hendrawan

I Wayan Apel Hendrawan lahir pada 29 Mei 1974 di Banjar Dangin Peken Intaran, Sanur, Bali. Nama “Apel” yang melekat padanya sejak kecil diberikan oleh ayahnya, I Ketut Nyulig, karena pipinya yang bulat menyerupai buah apel. Meskipun lahir di lingkungan yang kaya akan budaya Bali, minatnya terhadap seni baru berkembang seiring waktu.
Sejak kecil, Apel lebih suka menggambar daripada mengikuti tradisi musik atau pertunjukan khas Bali. Ia mulai melukis pemandangan sederhana serta ikon budaya Bali meski tanpa latar belakang seni dari keluarganya. 
Dorongan kreatif yang kuat membawanya terus mengeksplorasi dunia seni. Ketika duduk di bangku SMP, ia mulai mencoba melukis di atas kanvas, membuka jalan bagi kariernya di dunia seni rupa.
Namun, perjalanan hidupnya tidak selalu mulus. Pada periode 1997-1999, ia menghadapi tantangan berat akibat pengaruh alkohol dan narkoba. Lingkungan pergaulan yang salah membuatnya terjerumus ke dalam kehidupan yang penuh dengan konflik batin. Kecanduan yang dialaminya bahkan berdampak pada kesehatan mental dan fisiknya, hingga akhirnya ia harus menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit Jiwa Bangli.
Selama masa rehabilitasi, seni menjadi penyelamatnya. Ia kembali menyalurkan pikirannya melalui lukisan, yang menjadi cara untuk melawan halusinasi akibat pengaruh obat-obatan. Setiap goresan di kanvasnya mencerminkan perjalanan batinnya, dari kegelapan menuju titik terang kehidupan. Melalui seni, ia menemukan kembali makna hidupnya.
Selain melukis, Apel juga aktif dalam seni rupa tiga dimensi, terutama dalam pembuatan ogoh-ogoh. Salah satu karyanya yang terkenal adalah ogoh-ogoh Sang Hyang Penyalin yang seluruh bagiannya dibuat dari rotan dan melewati prosesi spiritual dalam pembuatannya. Ia juga menciptakan ogoh-ogoh Ratu Gede Sambangan.
Seiring waktu, Apel semakin meneguhkan dirinya di dunia seni rupa. Ia menyelesaikan pendidikan di Sekolah Seni dan Desain Bali pada tahun 2000 dan menjadi salah satu pendiri Himpunan Pelukis Sanur (HPS) pada tahun 1995. Karyanya telah dipamerkan di berbagai ajang bergengsi, baik di dalam maupun luar negeri. 
Beberapa pameran yang pernah ia ikuti antara lain:
– 2013: “Resurrection – From Darkness into Light,” Griya Santrian Gallery, Sanur, Bali.
– 2013: “Langit Gemilang – Satu Natah Tiga Langit,” Yogyakarta.
– 2011: “Balinese Modern Art,” Hoggart Collection Gallery, Melbourne, Australia.
– 2010: “Ten Made,” Tujuh Bintang Art Space, Yogyakarta.
– 2007: Pameran kelompok di O’House Gallery, Jakarta.
– 2005: “Fine Art,” Melbourne Art Show, Australia.
Perjalanan hidupnya yang penuh lika-liku menjadi cerminan bagaimana seni mampu menyelamatkan seseorang dari keterpurukan. Dari seorang remaja yang pernah kehilangan arah, I Wayan Apel Hendrawan kini menjadi salah satu seniman Bali yang diperhitungkan, dengan karya-karya yang menggugah jiwa dan sarat makna spiritual. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!