Biodata dan Profil Dewi Pradewi, Penyanyi Pop Bali dan Pecinta Tato

Author:
Share

Ni Putu Dewi Ariantini, atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Dewi Pradewi, adalah penyanyi pop Bali yang memiliki segudang prestasi. Lahir di Denpasar pada 12 Januari 1987, Dewi dibesarkan di Banjar Pemeregan, Kelurahan Pemecutan, Denpasar.

Paras cantiknya, kecerdasannya, serta kecintaannya terhadap seni dan budaya Bali membuat namanya dikenal luas, baik di bidang musik maupun dunia akademis.

Dewi memulai karier musiknya sejak tahun 2001 dengan merilis album Bungan Tresna, yang langsung mendapat sambutan positif. Kecintaannya terhadap musik terus ia buktikan dengan melahirkan sejumlah karya, seperti album Muani Buaya (2015) dan Bermain Cantik (2017), di mana ia berduet dengan Dek Arya.

Dewi juga kerap tampil bersama musisi terkenal lainnya, termasuk Yong Sagita, De Antoni, Yan Wi, dan Dewa Paris. Selain bernyanyi, ia sering dipercaya menjadi pembawa acara di berbagai event bergengsi di Bali.

BACA JUGA  Sosok Ray Peni, Penyanyi Pop Bali yang Tampil dengan Isu Kekinian, Ahli Membuat Lagu Politik

Tidak hanya berprestasi di dunia musik, Dewi juga berhasil meraih gelar Magister Kajian Budaya di Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Dalam tesisnya, Dewi meneliti fenomena perempuan Bali bertato dengan judul Konstruksi Stigma pada Perempuan Bali Bertato di Kota Denpasar. Ia lulus dengan predikat cumlaude. membuktikan dedikasinya di bidang akademis.

Tato memiliki makna khusus bagi Dewi. Ia merajah tubuhnya dengan tato bergambar burung phoenix dan naga, yang menurutnya melambangkan keseimbangan yin dan yang.

Bagi Dewi, tato pada perempuan sering kali menjadi simbol perlawanan terhadap stigma negatif dan patriarki. Baginya, tato bukan sekadar seni dekorasi tubuh, melainkan juga representasi dari kesetaraan gender.

Pada tahun 2021, Dewi kembali menunjukkan kreativitasnya dengan meluncurkan tiga karya sekaligus: sebuah buku, video klip lagu cover, dan film. Buku yang berjudul Tato Perempuan Bali: Tubuh, Stigma, dan Perlawanan merupakan hasil dari penelitian tesisnya, yang mengupas stigma sosial terhadap perempuan bertato di tengah budaya patriarki Bali. Buku ini menjadi langkah kecil dalam upayanya memperjuangkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.

BACA JUGA  Sosok Tut Asmara, Penyanyi Pop Bali Teh Kopi Susu dan Pengusaha Sukses

Dewi juga merilis video klip lagu cover
Wilasmi, ciptaan Yan Wi, yang dipopulerkan oleh Yan Srikandi. Selain itu, ia turut memproduksi sebuah film pendek yang mengangkat cerita dari buku karyanya.

Film ini melibatkan sejumlah artis Bali, seperti Puja Astawa, Jun Bintang, dan Ajik Krisna, serta mengambil lokasi syuting di beberapa tempat ikonik, seperti Desa Tua Tabanan, Krisna Oleh-oleh Sanur, dan Pasar Tradisional Kumbasari Denpasar. Film tersebut resmi dirilis pada 7 Mei 2021 di Gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar.

BACA JUGA  Sosok Denanda Penyanyi Lagu Pop Bali Dewi Tresna, Pernah Merantau ke Jepang

Bagi Dewi, tato pada perempuan adalah simbol emansipasi dan ekspresi diri. Ia ingin menyuarakan bahwa keindahan dan seni tubuh bukanlah sesuatu yang hanya diperuntukkan bagi pria.

Dalam bukunya, Dewi mengulas berbagai persoalan yang dihadapi perempuan bertato, termasuk stigma sosial, tekanan budaya, dan perjuangan untuk mendapatkan pengakuan atas hak mereka.

Dengan segala pencapaiannya di dunia musik, akademis, dan seni, Dewi Pradewi menjadi sosok inspiratif yang terus memperjuangkan kesetaraan gender dan mendobrak batasan yang ada di masyarakat.

Terbaru ia berduet dengan penyanyi Denanda untuk lagu berjudul Dewi Tresna. Ia juga merilis lagu sebagai jawaban dari lagu Dewi Tresna berjudul Dewi Tresna (Jawaban). (TB)

Sumber foto; Instagram Dewi Pradewi

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!