Di dunia musik Indonesia, terutama di skena punk rock, nama Eka Rock sudah tak asing lagi.
Musisi asal Bali ini merupakan bassis utama dari band legendaris Superman Is Dead (SID).
Dengan gaya khas dan permainannya yang enerjik, Eka telah menjadi bagian penting dalam perjalanan panjang band yang bermarkas di Kuta, Bali.
Lahir di Negara, Bali, pada 8 Februari 1975, Eka Rock—nama panggung dari I Made Eka Arsana—memulai perjalanannya bersama SID setelah menggantikan bassis sebelumnya, Lolot.
Bergabungnya Eka membawa warna tersendiri dalam dinamika musik SID, menjadikannya salah satu band punk rock paling berpengaruh di Indonesia.
Sebagai bassis, Eka tidak hanya berperan dalam mengisi nada rendah yang khas dalam lagu-lagu SID, tetapi juga menjadi bagian dari identitas kuat yang melekat pada band ini.
Bersama Jerinx dan Bobby Kool, ia mengibarkan bendera punk rock dari Pulau Dewata ke panggung nasional maupun internasional.
Tak hanya bermusik, Eka juga memiliki kecintaan besar terhadap dunia fotografi dan teknologi.
Lulusan Fakultas Sastra Inggris Universitas Udayana ini dikenal memiliki keahlian di bidang IT, khususnya dalam pemrograman web.
Bahkan, situs resmi Superman Is Dead merupakan hasil karyanya, mencerminkan minatnya yang mendalam terhadap dunia digital.
Di luar panggung dan studio rekaman, Eka juga gemar menghabiskan waktu dengan touring dan memancing.
Aktivitasnya ini kerap ia bagikan melalui akun Instagram pribadinya, @ekarock, yang diikuti banyak penggemar setia.
Tak hanya itu, ia juga menunjukkan ketertarikannya pada investasi kripto, membuktikan bahwa dirinya adalah sosok yang selalu ingin mengeksplorasi hal-hal baru di luar musik.
Sebagai seorang musisi sekaligus pecinta teknologi, Eka juga menjalani peran sebagai suami dan ayah.
Ia telah menikah dan dikaruniai seorang anak bernama Martial Ridaz.
Meski sibuk dengan berbagai aktivitas, ia tetap memberikan perhatian kepada keluarganya, menunjukkan keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi. (TB)