Biodata dan Profil I Dewa Gede Budjana, Gitaris Andal Indonesia, Personel Band Gigi, Lengkap Perjalanan Karir

Author:
Share
Instagram @dewabudjana
I Dewa Gede Budjana, lahir pada 30 Agustus 1963 di Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, adalah seorang musisi, gitaris, dan pencipta lagu ternama dari Indonesia. Sebagai salah satu pendiri dan pemimpin grup musik legendaris GIGI, Dewa Budjana dikenal dengan kemampuan bermusiknya yang luar biasa dan dedikasinya terhadap dunia musik.
Ketertarikan Dewa Budjana pada musik sudah tampak sejak masa kecilnya di Klungkung, Bali. Inspirasi awalnya datang dari poster gitar di kamar kakaknya. Namun, langkah pertamanya dalam dunia gitar dimulai dari seorang tukang bangunan bernama John, yang mengajarkannya memainkan kunci-kunci dasar dan lagu tradisional Lombok berjudul “Lalo Midang.” 
Demi memiliki gitar pertama, Budjana bahkan pernah mengambil uang neneknya untuk membeli gitar seharga Rp10.000. Sejak saat itu, gitar menjadi bagian penting dalam hidupnya, bahkan mengalahkan semangatnya untuk bersekolah. Meski belajar secara otodidak, Budjana mampu memainkan lagu seperti “Hilangnya Seorang Gadis” dari Deddy Dores dan “Setangkai Bunga” dari The Rollies.
Perjalanan musik Budjana semakin serius ketika ia pindah ke Surabaya. Di sana, ia mengikuti kursus musik klasik, bergabung dengan berbagai band, dan mulai aktif dalam pertunjukan musik. Setelah lulus dari SMAN 2 Surabaya, ia memutuskan pindah ke Jakarta demi mengejar mimpinya sebagai musisi profesional. 
Pada usia 13 tahun, namanya mulai dikenal di Surabaya. Ketika memasuki usia 18 tahun, Budjana membeli gitar listrik pertamanya, Aria Pro II, dan mulai menjelajahi berbagai genre musik. Awalnya ia fokus pada musik rock dan pop, tetapi kemudian beralih ke jazz setelah terinspirasi oleh musisi seperti John McLaughlin, Pat Metheny, dan Chick Corea.
Pada 1980, Budjana bergabung dengan band jazz sekolahnya, Squirrel, yang rutin tampil di berbagai kompetisi musik nasional. Salah satu pencapaian awalnya adalah menjadi gitaris terbaik di Light Music Contest di Taman Ismail Marzuki pada 1984. 
Setahun kemudian, ia hijrah ke Jakarta dan mulai membangun jaringan dengan musisi profesional, termasuk legenda jazz Jack Lesmana, yang memperkenalkannya pada filosofi bermain jazz.
Budjana juga menjadi session player, mengisi rekaman untuk sejumlah musisi ternama seperti Chrisye, Nike Ardila, dan Dewi Gita. Selain itu, ia bergabung dengan Spirit Band, yang menghasilkan dua album, dan kemudian bergabung dengan Java Jazz bersama Indra Lesmana. Bersama Java Jazz, Budjana tampil di berbagai festival jazz internasional, seperti North Sea Jazz Festival di Belanda.
Pada 1994, Budjana mendirikan GIGI bersama Armand Maulana, Thomas, Ronald, dan Baron. Band ini sukses besar dengan album kedua mereka, Dunia, yang terjual hingga 400.000 kopi. Meski menghadapi beberapa kali perubahan formasi, GIGI terus eksis sebagai salah satu band terbesar di Indonesia. 
Selain bersama GIGI, Budjana juga aktif dalam proyek solonya. Hingga kini, ia telah merilis beberapa album solo, seperti
Nusa Damai, Gitarku, Samsara, dan Home. Albumnya sering melibatkan musisi internasional, termasuk Peter Erskine dari Weather Report. 
Budjana telah menggelar sejumlah konser tunggal, seperti “Gitarku, Hidupku, Kekasihku,” yang menjadi perayaan perjalanan bermusiknya. Ia juga membentuk Trisum bersama Tohpati dan Balawan, trio gitaris yang mendapat sambutan hangat dalam konser “Dialog Tiga Gitar” di Taman Ismail Marzuki. Kolaborasi ini membawa Trisum ke panggung-panggung besar di berbagai kota Indonesia.
Menurut pengamat musik Denny Sakrie, gitar bagi Budjana adalah belahan jiwa, sebuah cerminan harga diri dan kehormatan. Budjana selalu memasukkan elemen tema dan roh yang kuat dalam komposisinya. Salah satu gitar andalannya, Parker Fly, diberi nama Saraswati, menggambarkan penghormatannya terhadap seni dan kreativitas.
Dewa Budjana bukan hanya seorang gitaris, tetapi juga seorang seniman yang membawa musik Indonesia ke panggung internasional. Dengan dedikasi, kerja keras, dan kejeniusan musiknya, ia menjadi inspirasi bagi banyak musisi muda. Melalui karyanya bersama GIGI, proyek solonya, dan kolaborasi dengan musisi lain, Budjana telah meninggalkan jejak mendalam dalam dunia musik. (TB)
       

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!