Nama: Anak Agung Bagus Sutedja
Tanggal Lahir: 13 Januari 1923
Tempat Lahir: Jembrana, Bali
Orang Tua: Raja Jembrana VII
Jabatan: Gubernur Bali
Masa Jabatan: 1950-1958, 1959-1965
Tanggal Menghilang: 27 Juli 1966
Latar Belakang dan Kehidupan Awal
Anak Agung Bagus Sutedja lahir pada 13 Januari 1923 di Jembrana, Bali. Ia merupakan putra tunggal dari Raja Jembrana VII dan dibesarkan di lingkungan bangsawan di Putri Agung Negara, Jembrana. Sebagai seorang bangsawan, Sutedja tumbuh dalam lingkungan yang kental dengan tradisi dan nilai-nilai kebudayaan Bali.
Karier Awal dalam Pemerintahan
Sutedja memulai kariernya dalam pemerintahan Bali pada usia 27 tahun, ketika Bali sedang mengalami transisi politik dari era aristokrasi-kerajaan menuju integrasi dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia pasca Proklamasi dan Revolusi Kemerdekaan Indonesia.
Pada awal 1950-an, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara (DPRDS) Bali dibentuk untuk menggantikan Dewan Paruman Agung, yang terdiri dari wakil delapan kerajaan di Bali. Soekarno, Presiden Indonesia saat itu, menunjuk Sutedja sebagai pimpinan lembaga eksekutif di Bali.
Masa Jabatan sebagai Gubernur Bali
Anak Agung Bagus Sutedja menjabat sebagai Gubernur Bali pertama kali pada tahun 1950 hingga 1958, berdasarkan keputusan Dewan Pemerintahan Daerah. Setelah jeda singkat di mana I Gusti Bagus Oka menjabat sebagai Pejabat Sementara Kepala Daerah Bali (1958-1959), Sutedja kembali terpilih sebagai Gubernur Bali pada Desember 1959.
Pada masa jabatannya yang kedua, Bali memperoleh status provinsi otonom pada tahun 1958, dan lembaga legislatif Dewan Perwakilan Rakyat-Gotong Royong (DPR-GR) Daerah Tingkat I Bali mulai dibentuk.
Kontroversi dan Pertikaian Politik
Pemilihan gubernur Bali menjadi awal pertikaian politik panjang antara dua kubu yang berafiliasi dengan Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didukung oleh Soekarno. Dua kubu tersebut adalah I Nyoman Mantik dan Anak Agung Bagus Sutedja.
Meskipun ada pertikaian, Soekarno tetap memilih Sutedja karena kedekatan politik dan kemampuannya menjalankan tugas pemerintahan sesuai dengan kebijakan pusat.
Menghilang Pasca G30S/PKI
Pada tahun 1965, setelah peristiwa G30S/PKI, Sutedja menjadi salah satu orang yang hilang dan tidak diketahui keberadaannya hingga sekarang. Pada 29 Juli 1966, Sutedja didatangi oleh empat orang militer berseragam di Jakarta, dan sejak itu tidak ada lagi kabar tentang nasibnya.
Dugaan kuat menyebutkan bahwa Sutedja menjadi korban penculikan politik akibat konflik internal di tubuh PNI dan tuduhan sebagai simpatisan PKI.
Warisan dan Pengaruh
Anak Agung Bagus Sutedja dikenang sebagai seorang gubernur yang berperan penting dalam masa transisi Bali dari era kerajaan ke era modern dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dedikasinya dalam menjalankan tugas pemerintahan dan kontribusinya dalam politik Bali membuatnya menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah Bali.
Referensi
– OJS Unud. “Anak Agung Bagus Sutedja: Sosok Gubernur Bali yang Hilang Pasca G30S.”
– P2K Stekom. “Bali dan Status Provinsi Otonom: Perjalanan Anak Agung Bagus Sutedja.”
– LBH Jakarta. “Nasib Para Soekarnois: Penculikan Gubernur Bali Sutedja, 1966.” (TB)