Biodata dan Profil lengkap Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, Gubernur Bali yang Visioner, Pernah Jadi Duta Besar

Author:
Share

Prof. Dr. Ida Bagus Mantra adalah tokoh yang memiliki peranan penting dalam pengembangan budaya dan kehidupan politik di Bali. Beliau menjabat sebagai Gubernur Bali dari tahun 1978 hingga 1988, menggantikan Ida Bagus Oka setelah masa kepemimpinan yang produktif dan berpengaruh.

Kehidupan Awal dan Pendidikan

Ida Bagus Mantra lahir di Gria Kedaton, Bali, sebagai anak dari seorang pedanda terkemuka, Ida Bagus Rai. Ia lahir di Badung, Bali, Hindia Belanda, 8 Mei 1928. Kebersamaan dengan ayahnya di Gria Kedaton memberikan pengaruh besar terhadap spiritualitas dan identitas religiusnya.

Setelah menyelesaikan pendidikan menengah di AMS Makasar pada tahun 1949, Ida Bagus Mantra melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Visva-Bharati, Shantiniketan, Benggala Barat, India. Di sini, beliau mendalami sastra Timur dan memperoleh gelar masternya pada tahun 1954, kemudian meraih gelar doktor pada tahun 1957 dengan disertasi yang berjudul “Hindu Literature and Religion in Indonesia”.

Kontribusi Akademis dan Budaya

Sebagai intelektual yang berpengaruh, Ida Bagus Mantra menjadi penggerak di balik berdirinya Fakultas Sastra Udayana cabang dari Universitas Airlangga, Surabaya pada tanggal 29 September 1958. Fakultas ini menjadi pusat inspirasi dalam mempertahankan dan menggali kebudayaan Bali.

Selain itu, beliau turut menggagas pendirian Maha Widya Bhawana Institut Hindu Dharma (IHD) pada tahun 1963, yang kini dikenal sebagai Universitas Hindu Indonesia Denpasar.

Karier Pemerintahan dan Kepemimpinan

Sebelum menjabat sebagai Gubernur Bali, Ida Bagus Mantra memegang berbagai posisi strategis, termasuk sebagai Direktur Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan selama sepuluh tahun (1968-1978). Selama masa jabatannya, beliau aktif dalam pembangunan dan renovasi pura di Bali, termasuk Pura Besakih dan Pura Pulaki.

Ia juga berperan dalam membangun Taman Budaya Denpasar (Art Center Denpasar) dan sasana budaya di beberapa kabupaten seperti Buleleng dan Gianyar. Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan seni dan budaya Bali, tetapi juga untuk mengaktifkan kembali praktik seni dan budaya yang hampir punah.

Gubernur Bali

Sebagai Gubernur Bali, Ida Bagus Mantra menggulirkan kebijakan penting seperti menetapkan Kebudayaan Bali sebagai modal dasar pembangunan daerah. Salah satu inisiatifnya yang terkenal adalah mendirikan Pesta Kesenian Bali (PKB), sebuah acara tahunan yang memamerkan seni dan budaya Bali secara kolosal.

Beliau juga mengimplementasikan falsafah Tri Hita Karana dalam pembangunan Bali, yang mengharuskan setiap pembangunan di Bali mempertimbangkan keseimbangan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan.

Purna Tugas dan Kehidupan Setelah Gubernur

Setelah purna tugas sebagai Gubernur Bali, Ida Bagus Mantra menjabat sebagai Duta Besar Luar Biasa Indonesia untuk India dari tahun 1989 hingga 1992. Beliau juga aktif sebagai guru besar sejarah kebudayaan di Fakultas Sastra, Universitas Udayana, Denpasar pada tahun 1993.

Ia kemudian dipercaya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung pada tahun yang sama sebelum meninggal dunia pada tanggal 10 Juli 1995 karena sakit ginjal.

Warisan dan Penghargaan

Ida Bagus Mantra dikenang sebagai pemimpin yang visioner dan berdedikasi untuk melestarikan kebudayaan Bali serta mengembangkan Bali secara berkelanjutan. Dedikasinya dalam membangun infrastruktur budaya dan pendidikan memberikan fondasi yang kuat bagi perkembangan Bali hingga saat ini. (TB)

 

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!