![]() |
Istimewa |
Pance Frans Pondaag, lebih dikenal sebagai Pance Pondaag, merupakan seorang legenda dalam dunia musik Indonesia. Lahir pada 18 Februari 1951 di Makassar, Sulawesi Selatan, ia adalah musisi berdarah Minahasa yang karya-karyanya berhasil menyentuh hati banyak pendengar.
Pance dikenal luas melalui lagu-lagunya yang populer di era 1980-an, seperti Yang Pertama Kali dan Tak Ingin Sendiri, yang hingga kini masih dikenang sebagai tembang kenangan.
Sejak remaja, Pance telah menunjukkan bakatnya di dunia musik. Pada tahun 1965, saat usianya baru 14 tahun, ia memimpin grup band bernama Hard Rock Peace.
Setelah keluar dari band tersebut pada tahun 1976, Pance berfokus pada perannya sebagai pencipta lagu. Ia berhasil mengorbitkan sejumlah penyanyi berbakat seperti Dian Piesesha, Meriam Bellina, dan Maya Rumantir, yang membawakan lagu-lagu ciptaannya dengan penuh perasaan.
Tak hanya dikenal lewat lagu-lagu pop romantis, Pance juga memiliki kontribusi besar dalam musik rohani. Lagu-lagu seperti Renungkanlah, Sertakan Yesus, dan Kuatlah Imanku menggambarkan kedalaman spiritualitasnya. Karya-karya tersebut sering dinyanyikan dalam pelayanan gereja, menjadikannya inspirasi yang membawa ketenangan bagi banyak orang.
Namun, perjalanan hidup Pance tidak selalu mulus. Dalam sembilan tahun terakhir kehidupannya, ia harus menghadapi cobaan berat berupa stroke yang membuat sebagian tubuhnya lumpuh. Meskipun demikian, semangat dan kecintaannya pada musik tidak pernah padam.
Pada 3 Juni 2010, Indonesia kehilangan sosok inspiratif ini. Namun, karya-karyanya tetap abadi, menjadi penghibur sekaligus penghubung emosi bagi para pendengarnya.
Melalui berbagai album seperti Best Hits Pance dan The Best Song of Pance Pondaag, Pance meninggalkan warisan besar bagi dunia musik Indonesia. Ia adalah bukti nyata bahwa seni dapat menjadi jembatan antara cinta, kerinduan, dan spiritualitas yang tak lekang oleh waktu.
Pance Pondaag akan selalu dikenang sebagai maestro yang membekas di hati generasi demi generasi. (TB)