Pulau Bali mengalami pemadaman listrik total (blackout) selama beberapa jam pada Kamis, 2 Mei 2025, sejak pukul 16.00 WITA.
Berdasarkan informasi dari PLN, gangguan terjadi pada kabel laut sistem transmisi Jawa-Bali yang menyebabkan sejumlah pembangkit listrik lepas dari jaringan.
Menurut 350 Indonesia, insiden ini menunjukkan rapuhnya sistem kelistrikan terpusat yang masih bertumpu pada energi fosil.
“Jika kita terus mengandalkan sistem pembangkit terpusat berbasis fosil, blackout semacam ini akan terus berulang,” ujar Suriadi Darmoko dari 350 Indonesia.
Ia mencatat bahwa ini merupakan kasus keempat yang tercatat dalam sistem kelistrikan Jawa-Bali.
Merujuk data CORE Universitas Udayana dan Greenpeace Indonesia, Bali memiliki potensi energi surya sangat tinggi, mencapai 113.436,5 GWh per tahun—jauh melampaui proyeksi permintaan listrik Bali tahun 2027 sebesar 10.014 GWh.
350 Indonesia mendorong agar Provinsi Bali segera merealisasikan cita-cita “Bali Mandiri Energi” melalui pembangkit energi terbarukan berbasis komunitas, seperti PLTS Nusa Penida dan PLTS Kayubihi Bangli.
“Kuncinya adalah desentralisasi energi terbarukan, agar masyarakat tak lagi tergantung pada jaringan besar yang rentan kolaps,” pungkas Suriadi. (TB)