Petinju asal Ambon peraih emas dua kali Pekan Olahraga Nasional (PON), Bram Hendra Betaubun atau yang dikenal dengan julukan The Killer, akhirnya buka suara usai kekalahannya dari Ketua Pertina Bali, Made Muliawan Arya alias De Gadjah, dalam ajang No Drama Fight Reborn, Minggu (24/8/2025).
Bram mengakui dirinya sama sekali tidak melakukan persiapan khusus sebelum naik ring menghadapi lawan yang akrab disapa Big Daddy tersebut.
“Setelah saya juara PON 2024, saya tidak pernah latihan atau jaga badan, jadi itu sekitar setahunan saya off dalam latihan, bahkan sehari sebelum pertandingan kemarin saya tidak tidur,” ujar Bram, Senin (25/8/2025).
Selama berada di Bali, Bram mengaku banyak mengabaikan pola hidup sehat. “Selama di Bali saya minum-keluar malam-kurang tidur, ya karena merasa masih aman untuk fisik,” katanya.
Karena menganggap De Gadjah bukan atlet profesional, Bram pun naik ring tanpa persiapan serius. “Menganggap Big Daddy bukan atlet jadi tidak persiapan sama sekali karena saya merasa umur saya masih oke dan fisik saya masih kuat untuk fight apalagi Big Daddy bukan atlet,” ungkapnya.
Namun, realita berbicara lain. Bram mengaku kehabisan napas saat laga berlangsung hingga menerima pukulan telak. “Ternyata saat pertandingan saya kehabisan napas, tidak kuat, lalu masuklah pukulan Big Daddy ke saya sampai dislokasi bahkan ada kena rahang saya, pukulannya ternyata keras di luar perkiraan saya,” tutur Bram.
Pertandingan itu sempat menuai sorotan publik. Sebagian netizen menilai duel sudah diatur. Namun Bram dengan tegas membantah anggapan tersebut.
“Kalau ini dibilang settingan, saya sebagai atlet PON juga punya harga diri dan punya rasa tidak mau kalah. Jadi yang beranggapan seperti itu, silakan coba sparing sekali dua kali dengan Big Daddy, yang sama-sama bukan petinju atau petinju yang tidak pernah latihan-silakan mau umurnya se saya atau se beliau, silakan coba rasain. Apalagi bobot beda 14 kg, saya 94, beliau 108,” tegasnya.
Bram juga menepis anggapan bahwa laga itu hanya untuk mengangkat nama besar De Gadjah. “Kalau kata orang fight ini cuma mau buat Big Daddy terkenal, dia mah udah terkenal (mau di tinju, olahraga ataupun politik), mau terkenal kaya gimana lagi?” ujarnya.
Meski kalah, Bram menilai pertarungan ini menjadi pengalaman penting baginya. “Moral value dari fight dengan Big Daddy, ini pelajaran buat saya untuk tidak meremehkan lawan, harus tetap latihan meski lawan bukan atlet, istirahat yang cukup dan pola hidup yang baik untuk persiapan pertandingan. Intinya serius untuk pertandingan,” pungkasnya. (TB)