.jpg) |
| Pixabay.com |
Hari Raya Pagerwesi merupakan salah satu hari suci dalam ajaran Hindu di Bali yang diperingati setiap Buda Kliwon Wuku Sinta. Perayaan ini memiliki makna mendalam sebagai hari pemujaan kepada Sang Hyang Pramesti Guru, yang merupakan perwujudan Dewa Siwa sebagai sumber ilmu dan kebijaksanaan.
Umat Hindu merayakan Pagerwesi dengan berbagai upacara, sesajen, serta doa suci untuk memohon perlindungan dan berkah dari Ida Sang Hyang Widhi.
Dalam perayaan Pagerwesi, doa dan mantra memiliki peran penting sebagai sarana spiritual untuk menyelaraskan diri dengan energi suci alam semesta. Doa yang dipanjatkan bertujuan untuk memohon kekuatan, perlindungan, serta kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan.
Salah satu mantra yang digunakan dalam perayaan Pagerwesi adalah sebagai berikut:
Om Giripati maha wiryam, Mahadewapratista, lingam, sarwa Dewa Pranayanam. Sarwa Jagat Pratisnam. Om Giripati dipata ya namah.
Mantra ini mengandung makna penghormatan kepada Ida Sang Hyang Widhi yang bergelar Giripati, penguasa gunung yang Maha Agung. Dalam doa ini, umat Hindu memuja-Nya sebagai Mahadewa yang memiliki lingga suci, sumber dari segala kehidupan.
Seluruh Dewa dan alam semesta menghaturkan sembah kepada-Nya, dan umat Hindu pun memohon perlindungan serta bimbingan-Nya dalam menjalani kehidupan.
Pada Hari Raya Pagerwesi, doa dan mantra ini biasanya dipanjatkan di sanggah atau pura keluarga saat melakukan persembahyangan. Umat Hindu menghaturkan canang, sesayut, serta banten Pagerwesi sambil mengucapkan doa dengan penuh ketulusan.
Selain itu, pada malam harinya, yoga samadhi atau meditasi juga dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi.
Pagerwesi bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga momen introspeksi dan penyucian diri. Dengan mengucapkan doa serta mantra suci, umat Hindu berharap mendapatkan kesejahteraan, perlindungan, serta kebijaksanaan dalam kehidupan. Melalui perayaan ini, nilai-nilai spiritual dan ajaran dharma diharapkan semakin tertanam dalam hati setiap umat Hindu. (TB)