Dalam ajaran Hindu, bekerja bukan hanya sekadar kewajiban duniawi, tetapi juga merupakan bagian dari pelaksanaan dharma—tugas yang dijalani dengan penuh tanggung jawab dan ketulusan.
Karena itu, setelah menyelesaikan suatu pekerjaan, umat Hindu diajarkan untuk mengucap syukur kepada Sang Hyang Widhy Wasa.
Doa ini menjadi bentuk pengakuan bahwa segala keberhasilan yang dicapai bukan semata karena usaha pribadi, melainkan atas anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Doa atau mantra yang diucapkan setelah menyelesaikan pekerjaan adalah:
Oṁ Dewa suksma parama acintyāya namah swāha
Sarwa karya prasidhāntam
Oṁ Sāntih, Sāntih, Sāntih, Oṁ
Artinya:
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa dalam wujud Parama Acintya yang maha gaib dan maha karya, hanya atas anugrahMu-lah maka pekerjaan ini berhasil dengan baik. Semoga damai, damai di hati, damai di dunia, damai selamanya.
Mantra ini mencerminkan rasa rendah hati dan penuh syukur.
Kata “Parama Acintya” merujuk pada sifat Tuhan yang tak terjangkau oleh pikiran manusia, yang menguasai segala ciptaan dan karya.
Sementara “Sarwa karya prasidhāntam” berarti segala pekerjaan telah terselesaikan dengan sempurna.
Penutup doa ini menggunakan tiga kali ucapan “Sāntih” yang berarti damai.
Ini merupakan permohonan agar kedamaian hadir dalam diri pribadi, lingkungan sekitar, dan seluruh alam semesta.
Dengan mengucapkan doa ini, umat Hindu diajak untuk tidak jumawa atas keberhasilan yang dicapai, melainkan tetap berserah dan berterima kasih kepada Sang Hyang Widhy Wasa.
Doa ini juga membantu menutup hari atau kegiatan dengan rasa tenteram, syukur, dan kesadaran spiritual yang mendalam. (TB)