![]() |
Istimewa |
Ketua
Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali Nyoman Kenak SH. mengapresiasi
komitmen Gubernur Bali Wayan Koster dalam menjaga dan memperkuat seni, adat dan
budaya Dresta Bali, terutama alam Bali.
Hal
tersebut telah ia sampaikan saat bertemu Gubernur Bali Wayan Koster bersama
jajaran pengurus PHDI Provinsi Bali di Jaya Sabha belum lama ini.
Kenak
menyebut, salah satu yang ditekankan yakni PHDI harus menjadi benteng penguat
umat, sekaligus membina umat.
Sehingga
umat tidak terpengaruh oleh budaya asing yang merongrong budaya Dresta Bali.
Terkait Sampradaya, dia menyebut PHDI pusat telah mencabut pengayoman terhadap
sampradaya melalui Keputusan PHDI Pusat Nomor 01/KEP/SP PHDI PUSAT/ VII/ 2021 tertanggal 30 Juli 2021.
Dan
sebelum itu, di PHDI Bali sudah ada beberapa rangkaian sebagai tindak lanjut
atas desakan umat untuk tidak mengayomi lagi sampradaya asing secara
kelembagaan.
Diantaranya,
SKB PHDI-MDA tanggal 16 Desember 2020 tentang pembatasan pengembanan ajaran
samprada asing non-dresta Bali, rekomendasi Pasamuhan Paruman Pandita PHDI
Provinsi/Kabupaten/Kota se-Bali tanggal 10 Juni 2021, yang seluruhnya mendesak
pencabutan pengayoman sampradaya asing non-dresta Bali/Nusantara.
“Beliau
(Gubernur) memiliki semangat kebalian yang luar biasa. Memikirkan Bali secara
holistik, saya kira ini kepemimpinan semacam ini yang dibutuhkan Bali agar
tetap metaksu,” ujarnya saat saat diwawancarai Rabu 5 Oktober 2022 di
kediamannya, Griya Agung Beraban, Denpasar.
Terkait
gejolak sejumlah pihak terhadap sampradaya, Kenak menegaskan bahwa PHDI telah
mencabut pengayoman kepada sejumlah aliran kepercayaan yang menjadi keluhan
umat.
Sebagai
Ketua PHDI Bali, Nyoman Kenak menegaskan sesuai AD/ART PHDI keputusan Maha
Sabha, bahwa PHDI tidak lagi mengayomi Sampradaya asing.
“Kami
di PHDI Bali tidak lagi mengayomi Sampradaya asing. PHDI Bali sepenuhnya
mengikuti dan melaksanakan tatanan kehidupan beragama berdasarkan Dresa Bali,
yang menjadi warisan adi luhung Leluhur Bali, wajib dilaksanakan,” ujarnya.
Untuk
itu Kenak menghimbau umat Hindu di Bali agar sepenuhnya mengikuti dan
melaksanakan Dresta Bali, demi kerahayuan Jagat Bali, serta kesejahteraan dan
kebahagiaan Krama Bali.
Pria
asal Banjar Beraban, Denpasar ini menyebut kepemimpinan KBS-Ace cukup banyak
menyukseskan pembangunan fundamental di Bali berlandaskan Visi Nangun Sat Kerti
Loka Bali.
Dimulai
dari membuat regulasi berupa Peraturan Daerah maupun Peraturan Gubernur untuk
penguatan seni, adat dan dan budaya Bali. Antara lain Perda Bali Nomor 4 Tahun
2019 tentang Desa Adat, Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang Penggunaan Bahasa,
Aksara, Sastra Bali.
Secara
fisik, dilakukan penataan Kawasan Suci Pura Besakih di Kabupaten Karangasem,
pembangunan Pusat Kebudayaan Bali di Kabupaten Klungkung, pembangunan Tower Turyapada
di Kabupaten Buleleng,
“Gubernur
sangat visioner dalam memimpin Bali. Tidak sekadar membangun, namun membangun
dengan hati. Terstruktur dan tepat sasaran. Kami sebagai bagian dari pemerintah
siap pasang badan demi suksesnya program Gubernur, kami siap pasang badan,”
ujarnya.
Nyoman
Kenak yang identik selalu mengenakan busana adat Bali ini menyebut, visi Nangun
Sat Kerti Lokal Bali juga sejalan dengan Program Kerja dan Visi PHDI yakni
mewujudkan umat Hindu yang sejahtera, termasuk dalam menjaga kelestarian seni,
adat dan budaya di Bali yang bernafaskan Dresta Bali.
“Gubernur
mengajak kami untuk ikut menjaga Dresta Bali ini agar jangan sampai punah. Kami
sepakat bahwa menjaga kelestarian Bali ini sangat penting, untuk itu kami siap
bersinergi bersama Pemerintah,” tuturnya.
Kenak
menyebut PHDI dalam praktiknya melayani umat juga memiliki tujuan yang sama
dengan Gubernur Bali. Sebagai majelis tertinggi umat Hindu, PHDI konsisten
memberi pembinaan dan pengayoman kepada umat.
Melalui
sinergi bersama pemerintah, dia meyakini pelayanan kepada umat akan semakin
maksimal. Sehingga masyarakat betul-betul merasakan kehadiran pemerintah dan
PHDI.
Kenak
yang juga mantan Ketua PHDI Kota Denpasar dua periode ini mengajak seluruh
pihak dan masyatakat dari segala lapisan untuk mendukung program Gubernur Bali
dengan mengimplementasikan Visi Nangun Sat Kerti itu sendiri, yaitu ngan
memperkuat seni, adat dan budaya dimulai dari diri sendiri.
“Visi
Nangun Sat Kerti ini bukan sekadar slogan. Jika kita menelaah secara perlahan,
ini roh dari Dresta Bali itu sendiri. Mari kita ikut menjaga Bali dengan mendukung
implementasi visi Gubernur,” pungkasnya.
Dia
menambahkan, tentunya ketahanan Bali dalam menjaga kelestarian seni, adat dan
budaya tidak bisa dilakukan hanya sebagain pihak. Untuk itu dia menyebut PHDI
berkomunitmen menjalin sinergi dengan semua pihak, utamanya Pemerintah Provinsi
Bali bersama Majelis Desa Adat. (TB)
Video selengkapnya