Kelangkaan LPG subsidi 3 kg dalam beberapa pekan terakhir dirasakan masyarakat di empat kabupaten/kota di Bali, yakni Denpasar, Gianyar, Badung, dan Karangasem. Menyikapi kondisi tersebut, Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus menggelar program pasar murah untuk memastikan stok LPG tetap aman dan bisa diakses dengan harga sesuai ketentuan.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi, mengatakan pihaknya menerima banyak laporan sejak awal Agustus terkait kesulitan masyarakat memperoleh LPG subsidi, khususnya di Denpasar.
“Pasar murah ini dihadirkan agar warga bisa membeli LPG 3 kg dengan harga wajar, sesuai HET Rp18.000 per tabung, tanpa harus bergantung pada pengecer yang kerap menaikkan harga seenaknya,” ujar Ahad.
Pertamina memastikan kegiatan pasar murah digelar di empat titik yang paling terdampak. Program ini sudah berlangsung sejak Juli dan akan terus berjalan hingga akhir Agustus di Denpasar, sementara di Karangasem dijadwalkan berlanjut hingga awal September.
Skema distribusi dilakukan dengan satu NIK hanya berlaku untuk satu tabung, guna mencegah penimbunan oleh oknum yang membeli dalam jumlah besar. Mekanisme ini dilaksanakan berdasarkan permohonan resmi dari pemerintah daerah agar distribusi lebih tepat sasaran.
Untuk menjamin penyaluran yang adil, Pertamina menggandeng pemerintah daerah dan melakukan inspeksi bersama hingga level desa dan banjar. Selain itu, Tim Satgas Pemerintah Provinsi Bali secara rutin melakukan monitoring distribusi LPG 3 kg, termasuk menyasar pangkalan resmi serta sektor hotel, restoran, dan kafe (Horeka).
Pertamina kembali menegaskan bahwa LPG subsidi 3 kg ditujukan khusus untuk masyarakat kurang mampu. Bagi masyarakat yang mampu, Pertamina menganjurkan penggunaan Bright Gas sebagai alternatif nonsubsidi.
“Dengan pengawasan ketat dan distribusi langsung ke warga, kami pastikan stok LPG di Bali tetap terkendali,” tutup Ahad. (TB)
