Bade tumpang sia (sembilan tingkat), yang akan menjadi kendaraan terakhir Palinggih Dane Jero Gede Kawanan (Alitan) Batur, telah rampung pada H-2 puncak upacara, yakni Rabu 22 Januari 2025. Bade setinggi 22 meter tersebut kini berdiri kokoh dan siap diarak pada 24 Januari 2025 mendatang.
Bade megah ini dibangun di bawah arahan Prof. Dr. Tjokorda Gde Raka Sukawati, S.E., M.M., seorang undagi dari Puri Saren Agung Ubud, dan telah ditempatkan di area parkir Jaba Pura Ulun Danu Batur. Warna putih mendominasi bade ini sesuai wasiat semasa hidup Jero Gede Alitan. Nantinya, bade ini akan berdampingan dengan patulangan kaang, yang dijadwalkan tiba dari Ubud pada Rabu sore.
Menurut Tjok. Gde Raka, bade ini adalah bentuk bakti kepada Ida Bhatari Batur yang bersetana di Pura Ulun Danu Batur. Bade ini juga menjadi simbol hubungan erat antara Ubud dan Batur, baik secara sekala maupun niskala. “Kami mempersembahkan ini sebagai wujud bakti kepada Ida Bhatari melalui figur Jero Gede Batur,” ujar guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana tersebut.
Ia berharap hubungan antara Ubud dan Batur terus terjaga, sesuai warisan leluhur. Bade yang dibuat di Ubud dan dirakit di Batur ini merupakan hasil kolaborasi masyarakat kedua wilayah. Bade tersebut akan diarak oleh lebih dari seribu orang dari Puri Kawanan Batur menuju Tunon, tempat prosesi pembakaran jenazah.
Jero Penyarikan Duuran Batur, mewakili Jero Gede Batur Duhuran, menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak. Ia menegaskan bahwa upacara ini bukan hanya bentuk penghormatan kepada Jero Gede Alitan sebagai manifestasi sekala Ida Bhatari, tetapi juga simbol kolaborasi antardesa di sekitar Pura Ulun Danu Batur.
Upacara ini melibatkan sekitar 1150 orang dari 10 desa Batun Sendi Batur, termasuk Bayunggede, Buahan, Selulung, Sekardadi, dan lainnya, untuk menggotong bade. Sementara itu, patulangan kaang akan diangkat oleh ribuan masyarakat adat Batur.
Selama pelaksanaan palebon, rekayasa lalu lintas akan diberlakukan. Mulai 23 Januari 2025 siang hingga 24 Januari 2025, Jalan Raya Batur-Kintamani akan ditutup dari Pertigaan Batur-Payangan hingga Pertigaan Batur-Gunung Kunyit. Pengguna jalan diimbau mencari jalur alternatif. Selain itu, jaringan listrik akan dipadamkan sementara pada 24 Januari 2025.
Dengan rampungnya persiapan ini, puncak upacara palebon siap menjadi momen sakral dan kolaboratif bagi masyarakat adat Batur. (TB)