Amor Ing Acintya, I Gusti Kompyang Manila Berpulang, Bapak Wushu Indonesia Kelahiran Singaraja, Mantan Ketua STPDN

Author:
Share

Kabar duka menyelimuti dunia olahraga, militer, dan politik Indonesia. Mayjen TNI (Purn) I Gusti Kompyang Manila atau akrab disapa IGK Manila, meninggal dunia pada Senin, 18 Agustus 2025 di RS Bunda, Jakarta Pusat.

Sosok kelahiran Singaraja, Bali, 8 Juli 1942 itu dikenang sebagai seorang perwira tinggi TNI, penggerak olahraga nasional, sekaligus tokoh penting dalam kaderisasi politik di Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem.

IGK Manila merupakan salah satu dari 15 perwira remaja pertama lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) dengan kecabangan Corps Polisi Militer. Pangkat terakhir yang disandangnya adalah Mayor Jenderal TNI Angkatan Darat (POM ABRI).

Sepanjang karier militernya, ia pernah menjabat Ketua Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), Direktur Akademi Olahraga Indonesia (AKORIN), dan Wakil Ketua Umum ORARI. Nama panggilan radio amatirnya, YB0AA, cukup dikenal di kalangan pegiat komunikasi radio.

Salah satu tugas monumental yang pernah ia jalankan adalah Operasi Ganesha pada 1982. Dalam operasi ini, Manila memimpin pemindahan ratusan gajah dari kawasan transmigrasi Air Sugihan, Sumatera Selatan, ke Lebong Hitam, Lampung sejauh lebih dari 70 km.

Aksi penyelamatan satwa itu membuatnya dijuluki “Panglima Gajah”, sekaligus menjadi bukti bahwa militer juga bisa berperan dalam misi-misi kemanusiaan dan konservasi.

Di luar dunia militer, IGK Manila sangat lekat dengan olahraga. Ia disebut sebagai Bapak Wushu Indonesia karena perannya dalam memperkenalkan dan mengembangkan seni bela diri asal Tiongkok itu di Tanah Air.

Tak hanya wushu, IGK Manila juga punya jejak panjang dalam sepak bola nasional. Ia sukses mengantarkan Timnas Indonesia meraih medali emas SEA Games 1991 di Manila, Filipina—prestasi yang baru kembali terulang pada SEA Games 2023 di Kamboja. Selain itu, ia pernah menjadi manajer Persija Jakarta dan membawa Bandung Raya menjuarai Liga Indonesia pada 1996.

Setelah pensiun dari militer, IGK Manila melanjutkan kiprahnya di dunia politik. Ia dipercaya sebagai Gubernur Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem, lembaga kaderisasi yang dibentuk oleh Ketua Umum NasDem, Surya Paloh.

Paloh mengenang Manila bukan sekadar rekan, melainkan sahabat sejati yang mendedikasikan hidupnya untuk bangsa.

“IGK Manila mengorbankan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk kepentingan masyarakat serta negara. Ia sahabat yang tulus, mampu menerima kelebihan dan kelemahan kita,” ujar Surya Paloh dalam peringatan ulang tahun ke-83 IGK Manila, 8 Juli 2025 lalu.

Sepanjang hidupnya, IGK Manila dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, disiplin, dan penuh dedikasi. Julukan “Opa Manila” melekat di lingkungan NasDem dan dunia olahraga, menandai sosoknya yang akrab dengan semua generasi.

Warisan terbesarnya adalah pengembangan olahraga, kaderisasi pemimpin muda, serta dedikasi dalam dunia militer dan kemanusiaan. Dari lapangan sepak bola, gelanggang wushu, hingga dunia politik, namanya tercatat sebagai bagian penting dari perjalanan bangsa. (TB)

       

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!