Inflasi Bali Melebihi Nasional, Pj. Gubernur Mahendra Jaya Dorong Strategi Pengendalian Harga

Author:
Share

Inflasi di Provinsi Bali tercatat lebih tinggi dibandingkan angka inflasi nasional. Data terbaru menunjukkan bahwa inflasi Bali mencapai 2,41% (yoy), jauh di atas inflasi nasional yang hanya 0,76% (yoy). Meski masih dalam rentang target 2,5% ± 1%, angka ini menandakan tantangan serius bagi perekonomian daerah.
Dalam High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali, yang digelar di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali pada Senin 17 Februari 2025, Pj. Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya menyoroti perlunya langkah strategis yang lebih agresif dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok. 
“Inflasi yang lebih tinggi dari rata-rata nasional menandakan adanya tekanan harga yang perlu kita waspadai. Kita harus memastikan ketahanan pangan, distribusi yang lancar, dan kebijakan yang tepat agar inflasi tetap terkendali,” ujarnya.
Faktor utama penyebab tingginya inflasi di Bali antara lain gangguan produksi akibat cuaca ekstrem, kenaikan harga BBM, serta lonjakan harga bahan kebutuhan pokok seperti minyak goreng dan emas. Selain itu, tingginya permintaan terhadap canang sari dan bahan pokok menjelang hari besar keagamaan turut memberikan tekanan pada harga.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, R. Erwin Soeriadimadja, menekankan bahwa sektor makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang terbesar inflasi di Bali dengan kenaikan hingga 8,36%. “Kami terus berkoordinasi dengan TPID untuk memperkuat ketahanan pangan, mengoptimalkan produksi lokal, serta mengurangi ketergantungan pada pasokan luar daerah,” jelasnya.
Sebagai langkah konkret, TPID Bali telah menyusun tiga strategi utama untuk menjaga stabilitas harga: (1) memastikan inflasi tetap dalam batas aman guna mendukung pertumbuhan ekonomi, (2) mengendalikan harga bahan pangan dengan kebijakan distribusi yang lebih efektif, dan (3) memperkuat sinergi pusat dan daerah melalui Peta Jalan Pengendalian Inflasi 2025–2027.
Pj. Gubernur Mahendra Jaya juga menegaskan pentingnya mendorong pertumbuhan ekonomi Bali tetap di atas 5% agar daya beli masyarakat tidak terdampak secara signifikan. “Jika ekonomi tumbuh stabil, maka kita bisa lebih mudah mengelola dampak inflasi terhadap masyarakat,” pungkasnya. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!