Ini Kesakralan Pura Terate Bang, Tabanan Bali Lokasi Bule Duduk di Pelinggih, Terdapat Tirta Keramat

Author:
Share
Istimewa

Sebuah
foto seorang WNA naik dan duduk di pelinggih pura viral. Ternyata lokasi
kejadian itu adalah di Pura Tarate Bang, Desa Candi Kuning, Tabanan Bali. Pura
ini berada dalam satu areal dengan objek wisata Kebun Raya Bedugul.

Kehadiran
pura ini, ternyata tak bisa dilepaskan dari sosok orang suci bernama Ida
Maharsi Madura di kawasan Danau Beratan. Di ketahui jika Ida Maharsi Madura
melakukan pemujaan kepada Dewa Brahma dan Dewi Saraswati.

Dan
lokasi pura saat inilah menjadi tempat pasraman beliau yang digunakan sebagai
tempat untuk mengajarkan ilmu pengetahuan dan kenuragan kepada para
pengikutnya. Ida Rsi Madura juga menamakan tempat tinggal beliau dengan nama
Terate Bang. Sebagai tempat pemujaan dewa Brahma yang berhubungan dengan warna
merah, maka atribut di sini didominasi warna merah.

Dilansir
dari babadbali.com, Pura Teratai Bang terdiri atas tri mandala yakni utama
mandala (jeroan), madya mandala (jaba tengah) dan Kanista Mandala atau jaba
sisi. Ada empat bangunan suci yakni Pelinggih Gedong sebagai tempat pemujaan
Sang Hyang Brahma atau Agni, Padmasana, piyasan dan bale penegtegan. Di sebelah
barat jeroan terdapat Pelinggih Siwa (Ida Ratu Lingsir). Serta adanya Pelinggih
Saka Pat Sari dan genah toya Panca Maha Merta Mancawarna.

Di
sebelah timur laut jeroan terdapat Pelinggih Beji dan beberapa pelinggih
lainnya. Pelinggih Siwa dan Pura Beji masih berkaitan langsung dengan Pura
Luhur Pucak Terate Bang. Air suci untuk tirta diambil dari beji terletak di
bagian timur laut pura ini. Sedangkan di sebelah barat laut terdapat beji
dengan air belerang sebanyak lima tempat yang disebut Maha Mertha Mancawarna.

Di
bawah tempat tirta itu, terdapat pelinggih Padmasana tempat memuja Siwa. Air
tirta belerang itulah yang biasanya dimohon oleh umat khususnya para praktisi
pengobatan sebagai obat. Keberadaan tirta ini tampaknya sangat populer bagi
masyarakat Bedugul. Bukan hanya itu, umat dari berbagai tempat di Bali kerap
nunas tirta di tempat ini.

Diyakini
tirta ini memberikan efek kesembuhan dan sebagai penyucian diri dari segala
kekotoran. Dengan memohon tirta di tempat ini, kondisi badan yang sehat dan
baik akan sangat sempurna untuk melaksanakan sembah sujud ke hadapan Dewa
Brahma sebagai pencipta dan pemberi berkah bagi kehidupan manusia.

Pralingga
yang terdapat di pura ini berupa simbol naga serta mempunyai pajenengan seperti
tombak yang berujung dua. Busana pura ini lebih banyak dibalut dengan warga
merah sebagai simbol memuja Dewa Agni atau Brahma di atas lotus.

Sementara
itu, untuk piodalan di pura ini jatuh pada Sabtu Kliwon Wuku Landep. Penggunaan
binatang berkaki empat tidak diperbolehkan dipakai di pura ini. Jika ada
upacara besar seperti ngenteg linggih dan karya piodalan jelih, maka binatang
berkaki empat tersebut diganti dengan binatang berkaki dua.

Pangemong
pura ini adalah Banjar Adat Bukit Catu, yang dibina dan diayomi langsung oleh
puri. Sementara pangenceng-nya adalah Puri Marga Tabanan. (TB)

 

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!