Dalam perhelatan Gelar Agung Pecalang Bali di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Senin (1/9/2025), ribuan pecalang dari seluruh kabupaten/kota di Bali berkumpul untuk meneguhkan komitmen menjaga keamanan Pulau Dewata. Namun, di balik suasana penuh semangat itu, muncul celetukan dari seorang pecalang yang menanyakan soal janji insentif.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, pecalang tersebut menyampaikan harapan agar pemerintah benar-benar merealisasikan pemberian insentif, bukan sekadar janji.
Ia menegaskan bahwa pecalang kini banyak dilibatkan dalam kegiatan di luar tugas adat, sehingga wajar bila insentif layak diberikan.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Bali, Wayan Koster, memastikan bahwa pemerintah provinsi akan mengalokasikan insentif pecalang mulai tahun 2026.
Skema penyaluran nantinya dilakukan melalui desa adat sebagai basis kelembagaan pecalang.
“Tahun 2026 melalui desa adat,” ujar Koster saat menghadiri pembukaan CHANDI 2025 di The Meru Sanur, Rabu (3/9/2025).
Sementara itu, dalam Gelar Agung tersebut, pecalang juga membacakan pernyataan sikap yang menegaskan penolakan terhadap aksi demonstrasi anarkis. Pernyataan itu dibacakan oleh Pecalang Desa Adat Peminge, Nusa Dua, Nyoman Beker, di hadapan Gubernur Koster dan jajaran Forkopimda Bali.
“Tanah Gumi Bali adalah tanah kelahiran, tempat hidup, dan ruang membangun kehidupan yang sejahtera. Kami tidak rela keamanan Bali dirusak aksi anarkis,” tegasnya.
Pecalang Bali juga berkomitmen membela pulau ini secara sekala-niskala dari pihak mana pun yang mencoba menodai kesucian Tanah Gumi Bali. Mereka menyatakan siap bekerja sama dengan aparat TNI-Polri dan seluruh komponen masyarakat dalam menjaga ketenteraman.
Gelar Agung Pecalang Bali diwarnai dengan yel-yel semangat yang dipimpin langsung oleh Gubernur Koster. Ribuan pecalang kompak menyambut pekikan: “Pecalang Bali, Bali Aman, Bali Aman, Bali Aman, Merdeka!” (TB)