![]() |
Ist |
Dalam
Lokasabha VIII yang digelar di Puspem Badung Bali, Jumat, 9 April 2022 Nyoman
Kenak terpilih menjadi Ketua PHDI Bali masa bakti 2022 – 2027. Nyoman Kenak, terpilih
jadi Ketua PHDI Bali menggantikan ketua sebelumnya, Prof. Dr. I Gusti Ngurah
Sudiana. Sebelumnya Nyoman Kenak merupakan Ketua PHDI Kota Denpasar.
Dalam
menjalankan tugas-tugas di PHDI Bali, Nyoman Kenak akan didampingi oleh
sebanyak 13 Wakil Ketua, serta Sekretaris PHDI Bali terpilih, yakni I Putu
Wirata Dwikora dan Bendahara Dr I Nyoman Alit Putrawan. Sedangkan untuk Paruman
Walaka, kini diketuai oleh Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana. Ida Pedanda Gede
Wayahan Wanasari memimpin Dharma Upapati.
Lalu
siapakah sosok dari Nyoman Kenak ini?
Nyoman
Kenak merupakan pria kelahiran Denpasar, 18 Agustus 1968. Ayahnya kini menjadi
seorang sulinggih dengan gelar Ida Pandita Mpu Dhaksa Merta Yoga. Ia tinggal di
Griya Agung Beraban, Jalan Nusa Kambangan, Gang XXXVIII Nomor 15 Denpasar,
Bali.
Kenak
mengaku sejak muda sudah aktif berorganisasi. Ia mengawali ikut organisasi
kepemudaan di Banjar Beraban Desa Dauh Puri Kauh, Denpasar. Bahkan di banjar
dirinya menjadi Kelian Suka Duka selama 16 tahun.
Begitu
menikah, tanpa hitungan minggu dirinya langsung ditunjuk jadi ketua suka duka
di banjar. Dan sekarang dirinya pun masih aktif di LPM Dauh Puri Kauh.
Selain
aktif di banjar, dirinya juga pernah menjadi ketua serikat pekerja di tempatnya
bekerja di salah satu hotel. Sementara di Federasi Serikat Pekerja Indonesia
Bali, ia juga pernah duduk pada bidang perlindungan pekerja.
Putra
ketiga dari Ida Pandita Mpu Dhaksa Merta Yoga ini mengatakan di hotel tempatnya
bekerja menjadi manajer loundry. Awalnya ia kuliah perhotelan di Universitas Dhyana
Pura, karena jadi ketua serikat di tempat kerjanya, ia lalu kuliah hukum di
Universitas Dwijendra. Di sisi lain, dirinya juga memiliki keahlian dalam
hal mebat atau membuat masakan khas Bali.
“Sering
saya membantu warga di sekitar kalau punya acara, mebat dari pagi sampai siang.
Mebat kebo, babi, kambing,” kata dilansir dari Tribun Bali. Ilmu mebatnya ini
ia dapat dari ayahnya yang kini menjadi sulinggih.
Dirinya
juga cukup lihai dalam hal menjadi juru baos saat ada orang menikah. “Saya
tidak ahli dalam hal itu, tapi banyak yang meminta ke saya jadi juru baos,
misal ada orang nikahan,” kata suami dari Ni Wayan Hudiani ini. Saat masih
muda, ia juga sering ikut mendampingi sulinggih saat mapuja.
Bahkan
dirinya juga sering membantu membuatkan pebersihan untuk jenazah. Bersama istrinya,
ia juga membantu warga dalam hal pembuatan banten atau upakara. Karena
kebetulan istrinya bisa dalam hal pembuatan banten.
Nyoman
Kenak memiliki tiga orang anak yakni Ni Wayan Kenny Hirdayani yang pernah
bekerja sebagai pramugari. Anak kedua I Made Yudhi Kumala bekerja sebagai
pilot. Sedangkan anak ketiga Ni Komang Jayati Hitasari sedang menempuh
pendidikan S1 Jurusan Psikolog semester 4.
Beberapa
program pun telah ia siapkan dalam masa kepemimpinannya hingga 2027 nanti. Salah
satunya yakni membentuk pedharmawacana muda. Pihaknya pun akan menjaring
bibit-bibit pedharmawacana Hindu muda untuk mengembangkan Hindu sesuai dengan
dresta Bali. Dalam pembentukannya dirinya juga akan bekerjasama dengan penyuluh
agama Hindu yang ada di setiap desa. “Kami akan mencari bibit-bibit yang
menguasai Hindu Bali dan kita didik atau latih. Kami akan berikan pelatihan
khusus,” kata Kenak.
Saat
ini pihaknya mengaku sedang menyusun kepengurusan pada lembaga yang
dipimpinnya. “Kami bekerja dengan asas Tri Hita Karana. Selain memiliki program
sendiri, kami juga akan melanjutkan program yang baik dari kepemimpinan
sebelumnya. Selain juga ada masukan-masukan dalam Lokasabha kemarin,” katanya.
Selain
menjalankan program-program tersebut, publikasi juga akan digencarkannya. Hal
itu dilakukan untuk menepis anggapan selama ini jika PHDI tidak bekerja. “Intinya
apa yang diungkapkan dalam sastra Hindu, utsaha ta larapana, berusaha dan
bekerja semaksimal mungkin,” katanya.
Dirinya
juga mengaku akan melakukan komunikasi dengan berbagai pihak. Siapapun yang
datang ke kantor akan siap diterima, karena kantor PHDI juga merupakan kantor
umat. “Kami tidak akan makelid (sembunyi) kalau ada yang datang ke kantor,
karena itu kantor umat dan kami melayani umat,” katanya.
“Siapapun
yang ingin ikut memajukan Hindu kami akan rangkul, dan seseorang yang mau
membangun SDM Hindu tak harus masuk ke dalam organisasi, tapi kami akan
merangkul mereka,” katanya. Ia pun menceritakan keikutsertaannya dalam PHDI
yang diawali dengan menjadi anggota PHDI Bali. Selanjutnya dalam Lokasabha I
Kota Denpasar dirinya terpilih menjadi Ketua PHDI Kota Denpasar.
Setelah
itu, ia pun langsung menjadi ketua panitia Lokasabha Provinsi Bali dan saat itu
terpilih Ketua PHDI Bali, Prof. Dr. I Gusti Ngurah Sudiana. Di Kota Denpasar
sendiri, dirinya menjabat menjadi Ketua PHDI selama 3 kali. Adapun posisi Ketua
PHDI Denpasar yang ditinggalkannya kini diisi oleh Plt. yakni I Made Arka. (TB)