Karna Lahir dari Kesalahan Dewi Kunti

Author:
Share
Sumber Ilustrasi; antimedia.id 

Karna
atau Radeya atau Raja Angga merupakan anak dari Dewi Kunti. Ia lahir
dikarenakan kesalahan yang dilakukan oleh Kunti. Dalam epos Mahabharata pada
bagian Adi Parwa disebutkan bahwa Dewi Kunti diminta menjamu seorang resi yakni
Resi Durwasa.
Resi
Durwasa senang dengan jamuan dari Kunti sehingga menganugerahinya ilmu bermana Adityahredaya,
atau ilmu untuk memanggil para dewa.
Penasaran
dengan ilmu tersebut, Kunti pun mencoba ilmu tersebut pada pagi hari dengan
memanggil Dewa Surya. Dewa Surya pun hadir kepadanya. Sebagai akibatnya, Dewa
Surya menganugerahinya seorang anak, namun Kunti menolak karena ia hanya ingin
mencoba ilmu tersebut.
Akibat
dari kesalahannya tersebut, Kunti mengandung dan atas bantuan Dewa Surya, kunti
melahirkan seorang anak yang benama Karna.
Untuk
menjaga nama baik keluarga dan negara yang dipimpin ayahnya, Kunti membuang
putra Surya tersebut ke Aswa dalam sebuah keranjang. Bayi itu hanyut terbawa
arus dan ditemukan oleh seorang kusir kereta di Kerajaan Dinasti Kuru bernama
Adirata.
Oleh
Adirata, Karna pun diangkat sebagai putranya. Karena sejak lahir sudah memakai
pakaian perang lengkap dengan anting-anting dan kalung pemberian Surya, maka bayi
itu pun diberi nama Basusena dan lebih dikenal dengan nama Radheya atau
anak Radha yang merupakan istri Adirata.
Walaupun
dibesarkan dalam lingkungan keluarga kusir, namun Karna ingin menjadi seorang
perwira kerajaan. Hal ini membuat dirinya mendaftar kepada Rsi Drona sebagai
muridnya. Rsi Drona merupakan guru dari para Pandawa dan Kurawa.
Karena
ia tidak berasal dari golongan ksatria, Drona pun menolak Karna sebagai
muridnya. Ia pun memutuskan mencari guru lain dan menyamar sebagai seorang
pendeta agar bisa berguru dengan Parasurama, seorang brahmana-kesatria yang
hanya mau menerima murid dari golongan brahmana. Oleh Parasurama, Karna pun
diangkat menjadi murid.
Pada
suatu hari, penyamaran Karna sebagai seorang brahmana pun terbongkar. Karna
memiliki kekuatan untuk menahan rasa sakit saat digigit oleh serangga walaupun
berdarah-darah. Hal tersebut diketahui Parasurama dan ia pun sadar jika Karna
bukan dari golongan brahmana, melainkan seorang ksatria.
Parasurama
pun mengutuk Karna, kelak, pada saat bertarung melawan musuh terhebatnya, ia
akan lupa pada semua ilmu yang diajarkan. Karna terbunuh dalam perang melawan
Arjuna saat perang Bharata Yudha di Kuruksetra dan kutukan tersebut benar-benar
terjadi. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!