Kasus Kembang Api yang Viral Berlanjut, Finns Beach Club Akan Dipanggil DPRD Bali, Naik Daun Bersama Kasus Visual Dewa Siwa di Atlas Beach Club

Author:
Share
Polemik penggunaan gambar Dewa Siwa sebagai latar pertunjukan DJ di Atlas Beach Club terus berlanjut. Aksi protes dari Keris Bali memadati Wantilan DPRD Bali pada Jumat, 7 Februari 2025, untuk menyuarakan ketidaksetujuan mereka terhadap penggunaan simbol suci Hindu dalam hiburan malam.  
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Bali, I Wayan Supartha, menyatakan bahwa penyampaian aspirasi ini adalah langkah yang tepat. Menurutnya, masyarakat memiliki hak untuk menegur ketika simbol-simbol suci mereka digunakan secara tidak pantas.  
Mengenai kemungkinan penutupan Atlas Beach Club, Supartha menegaskan bahwa langkah tersebut memang menjadi bagian dari efek jera.  
“Penutupan adalah salah satu cara karena pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menegakkan aturan. Dalam KUHP, ada pasal yang mengatur penistaan agama seperti Pasal 156A, serta sejumlah regulasi lain, termasuk UU Tahun 1965. Semua ini menjadi dasar bahwa tindakan harus diambil,” jelasnya.  
Selain itu, DPRD Bali juga berencana untuk memanggil manajemen Finns Beach Club guna membahas insiden penggunaan kembang api yang sempat viral sebelumnya saat ada sulinggih mapuja minggu depan.
Mengenai nasib para pekerja di Atlas Beach Club jika tempat tersebut ditutup, Supartha menyatakan bahwa ada pertimbangan lain yang akan dibahas lebih lanjut.  
“Kami tidak bisa masuk ke urusan pekerja saat ini, tapi tentu ada pertimbangan yang akan dilakukan. Permintaan maaf dari pihak manajemen mungkin bisa meringankan, tapi itu saja tidak cukup,” katanya.  
Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Keris Bali, Ketut Putra Ismaya Jaya, menegaskan bahwa mereka telah diajak DPRD Bali untuk bertemu langsung dengan pihak manajemen Atlas Beach Club.  
“Kami akan hadir dalam pertemuan ini. Sebelumnya, Atlas sudah pernah bermasalah dengan kasus minuman beralkohol. Seharusnya mereka belajar dari pengalaman itu, tetapi ternyata kejadian seperti ini terulang lagi. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin akan ada tempat lain yang melecehkan simbol-simbol Hindu,” ujar Ismaya.  
Ismaya juga menegaskan bahwa permintaan maaf terbuka dari pihak Atlas Beach Club harus dilakukan secara luas, baik di media massa maupun di media sosial mereka sendiri.  
“Kami ingin proses hukum ditegakkan dengan benar agar kejadian serupa tidak berulang. Hingga saat ini, kami belum melihat permintaan maaf resmi yang ditampilkan di akun media sosial mereka,” tutupnya.  
Finns Beach Club Juga Terancam Sanksi?
Selain Atlas Beach Club, Finns Beach Club juga berada dalam radar DPRD Bali terkait insiden kembang api yang sempat viral. Pemanggilan manajemen Finns menunjukkan bahwa pemerintah daerah mulai memperketat pengawasan terhadap operasional tempat hiburan malam yang berpotensi melanggar norma budaya dan agama di Bali. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!