![]() |
Ist |
Ini
adalah kisah orang Bali yang merantau ke luar Bali dan menjadi sukses. Ia
adalah I Komang Koheri yang orang tuanya merantau ke Lampung tahun 1957. Komang
Koheri lolos menjadi anggota DPR RI dari Daerah pemilihan (Dapil) Lampung 2. Di
DPR RI, ia duduk di anggota Komisi VIII.
Bagaimana
kisah suksesnya? Berikut pembahasannya.
I
Komang Koheri, S.E. merupakan lelaki kelahiran 25 November 1972 dan
beragama Hindu. Ia lahir di Kampung Rama Dewa, Kecamatan Seputih Mataram,
Kabupaten Lampung Tengah. Koheri adalah putra keempat dari tujuh
bersaudara pasangan I Made Linteb dan Ni Made Sasih yang bertransmigrasi dari Desa
Kukuh, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, pada 1957 silam.
Dilansir
dari website DPR RI, bersekolah di SDN 1 Rama Dewa pada tahun 1979 – 1985.
Selanjutnya melanjutkan ke SMPN 1 Sepituh Raman tahun 1985 – 1988. Tamat SMP,
ia lalu bersekolah di SMAN 1 Kota Gajah tahun 1988 – 1991, dan S1 di Sekolah
Tinggi Ekonomi Lampung tahun 1996 – 2002.
Di
ajang Pemilu Serentak tahun 2019 Koheri menjadi orang Bali pertama di Lampung
yang lolos ke Senayan. Ia lolos sebagai anggota DPR RI daerah
pemilihan (dapil) Lampung II dari PDI Perjuangan. Dapil tersebut
meliputi tujuh kabupaten/kota yakni Kabupaten Mesuji, Kabupaten Tulang Bawang
Barat, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Utara,
Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Lampung Timur, dan Kabupaten Way
Kanan. Ia meraih sebanyak 45.935 suara. Dengan demikian Koheri berhasil mencuri
satu kursi dari 10 kursi yang diperebutkan dari dapil di provinsi yang dikenal
sebagai Bumi Ruwa Jurai itu.
Dilansir
dari Tribun Bali, Politikus PDIP ini merupakan mantan aktivis Kesatuan Mahasiswa
Hindu Dharma Indonesia. Koheri mengaku, beberapa periode sebelumnya sempat ada
tokoh-tokoh masyarakat Bali trans di Lampung yang mencoba
peruntungannya untuk maju ke Senayan, namun saat itu mereka gagal.
Sebelum
melenggang ke Senayan, Koheri telah dua periode duduk di kursi DPRD Lampung
dari dapil Lampung VII yang meliputi Kabupaten Lampung Tengah.
Pimpinan PDIP lalu memberinya kepercayaan untuk maju sebagai caleg DPR RI dari
Dapil Lampung II. Sementara istrinya, Ni Ketut Dewi Nadi, maju juga
maju sebagai caleg DPRD Lampung dari PDIP.
Koheri
merupakan satu-satunya krama Bali yang bertarung memperebutkan
kursi DPR RI di Lampung pada Pemilu 2019. Sedangkan
lima politikus asal Bali lainnya yang jadi petahana, tetap berlaga di
tingkat DPRD Provinsi.
Adapun
organisasi yang pernah dan sedang diembannya yakni Bendahara DPC PDI
Perjuangan Kabupaten Lampung Tengah, Sekretaris Taruna Merah Putih Kabupaten
Lampung Tengah, Ketua Paguyuban Bali Lampung, serta Ketua Gannas.
Pada pencalegan di Pemilu 2019 ini, Koheri mengaku diberikan nomor paling
buntut dalam pencalegan di PDI Perjuangan Lampung yakni nomor 10. Namun,
nomor tersebut justru jadi hoki baginya.
Dalam pertarungan tersebut Koheri harus menghadapi beberapa nama yang sudah
terkenal. Di antaranya anggota DPR RI PDIP incumbent, Henry
Yosodiningrat, anggota DPR RI PDIP incumbent, Itet Sumarijanto,
politikus senior Partai Golkar, Azis Syamsuddin, dan sederet nama lainnya.
Dalam
pencalonannya tersebut, ia tidak hanya mendapat dukungan dari warga trans Bali yang
ada di Lampung. Tapi juga dari berbagai kalangan yang dirangkul dalam
komunitas Paguyuban Lampung- Bali.
Sementara
itu, di Kampung Rama Dewa, Lampung, ia dikenal sebagai pengusaha sukses, Ia
menekuni dunia usaha sejak kuliah di jurusan Managemen STIE Lampung. Usahanya
adalah menjual beras, serta hasil perkebunan seperti sawit dan karet. Dengan
usaha yang terus berkembang, Koheri kemudian merambah bisnis properti dan
menjadi kontraktor.
Koheri
juga sukses mendirikan Koperasi Tri Dharma, yang kemudian berkembang menjadi
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tara tahun 1999. Dengan pengalamannya dua kali
menjadi anggota DPRD Lampung, Koheri pun banyak melakukan investasi
sosial. Berkat ketokohannya, ia juga pernah digadang-gadang menjadi bakal Calon
Wakil Gubernur Lampung.
Di DPR RI,
Koheri bergabung bersama sembilan anggota DPR RI Dapil Bali.
Mereka adalah I Made Urip (PDIP/Tabanan), IGN Alit Kusuma Kelakan
(PDIP/Denpasar), I Nyoman Parta (PDIP/Gianyar), I Wayan Sudirta
(PDIP/Karangasem), I Gusti Agung Rai Wirajaya (PDIP/Denpasar), I Ketut Kariyasa
Adnyana (PDIP/Buleleng), Gede Sumarjaya Linggih (Golkar/Buleleng), AA Bagus
Adhi Mahendra Putra (Golkar/Badung), dan Putu Supadma Rudana
(Demokrat/Gianyar). (TB)