![]() |
Istimewa |
Pimpinan Pusat Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PP KMHDI) melalui Lembaga Demokrasi dan Kepemiluan menyelenggarakan Diskusi Akhir Tahun dengan tema “Refleksi Pemilu dan Masa Depan Demokrasi Indonesia” pada Senin 30 Desember 2024.
Acara yang berlangsung secara daring ini juga ditandai dengan peluncuran buku bertajuk “Catatan Kritis KMHDI di Tahun Pemilu”.
Buku tersebut merangkum analisis kritis kader KMHDI terhadap berbagai dinamika yang terjadi selama Pemilu 2024.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PP KMHDI, I Wayan Darmawan, menekankan pentingnya evaluasi terhadap pelaksanaan pemilu sebagai bagian dari upaya memperbaiki kualitas demokrasi.
“Pemilu bukan sekadar memilih pemimpin, tetapi juga menjadi cerminan kekuatan demokrasi kita. Buku ini adalah kontribusi generasi muda untuk melihat dan menyikapi berbagai tantangan dalam dunia politik,” ungkapnya.
Diskusi ini menghadirkan tiga pembicara utama, yaitu:
1. Neni Nur Hayati, Direktur DEEP Indonesia, yang membahas pentingnya kesadaran pemilih dalam menjaga integritas pemilu.
2. Putu Esa Purwita, Direktur Lembaga Demokrasi dan Kepemiluan PP KMHDI, yang mengulas berbagai dinamika politik dan refleksi demokrasi Indonesia.
3. Wayan Agus Pebriana, Ketua Departemen Kajian dan Isu PP KMHDI, yang menyampaikan perspektif kader muda terhadap arah demokrasi ke depan.
Dalam sesi diskusi, Putu Esa Purwita menyoroti pentingnya tindak lanjut dari temuan dan analisis yang telah dihimpun KMHDI selama tahun politik. “Kami telah mengidentifikasi berbagai permasalahan dalam Pemilu 2024, mulai dari proses kampanye hingga penghitungan suara. Catatan ini akan menjadi masukan berharga bagi KPU, Bawaslu, dan DKPP untuk memperbaiki sistem ke depan,” jelasnya.
Neni Nur Hayati menambahkan, generasi muda memiliki peran penting dalam memastikan demokrasi tetap berjalan dengan baik. “Kunci dari demokrasi yang sehat adalah pemilih yang cerdas dan kritis. Generasi muda harus mampu membedakan informasi valid dari hoaks serta terlibat aktif dalam pengawasan pemilu,” ujarnya.
Diskusi ini diikuti oleh 100 peserta yang berasal dari berbagai kalangan. Dalam penutupan acara, Wayan Agus Pebriana menyatakan bahwa buku “Catatan Kritis KMHDI di Tahun Pemilu” diharapkan dapat menjadi referensi untuk mendorong evaluasi dan perbaikan demokrasi di Indonesia.
Moderator acara, I Komang Adi Sudarta, yang juga Bendahara Lembaga Demokrasi dan Kepemiluan KMHDI, mengajak semua pihak untuk terus menjaga semangat demokrasi dan berperan aktif dalam mewujudkan pemilu yang bersih, adil, dan transparan. (TB)