Lomba Gending Rare yang menjadi bagian dari rangkaian Bulan Bahasa Bali VII berlangsung dengan persaingan ketat di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali. Dari 25 peserta yang mendaftar, sebanyak 23 anak tampil membawakan dua lagu, yakni satu lagu wajib berjudul Pewaris Jagat Bali serta satu lagu pilihan bebas.
Tahun ini, kualitas peserta yang mayoritas berasal dari jenjang Sekolah Dasar (SD) mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disampaikan oleh salah satu dewan juri, Ketut Sumerjana.
“Jika dibandingkan dengan tahun lalu, anak-anak yang berpartisipasi kali ini menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Baik dari segi teknik vokal maupun penguasaan panggung, semuanya meningkat pesat,” ujarnya.
Ia juga menyoroti kreativitas dalam aransemen lagu-lagu tradisional Bali yang dibawakan peserta. Salah satu contohnya adalah lagu Cening Putri Ayu yang diaransemen ulang sehingga terdengar lebih segar dan menarik.
Sumerjana berharap melalui kompetisi ini, anak-anak semakin termotivasi untuk terus mengasah kemampuan mereka hingga bisa tampil di tingkat nasional maupun internasional.
Pendapat serupa diungkapkan oleh juri lainnya, Putu Liana Dewi. Ia menilai ada peningkatan yang cukup signifikan dalam teknik vokal dan eksplorasi panggung peserta dibandingkan tahun sebelumnya. “Dulu, banyak peserta yang masih kurang dalam vokalisasi dan penguasaan panggung, tetapi sekarang semuanya tampil sangat baik. Saya juga mengapresiasi dukungan dari para orang tua yang luar biasa,” katanya.
Sebagai mantan penyanyi cilik, Liana menekankan bahwa dalam bernyanyi, kekuatan vokal atau power sangatlah penting. “Menyanyi itu seperti bercerita, harus bisa menghidupkan lagu yang dibawakan,” tambahnya.
Sementara itu, juri ketiga, Dr. Gusti Sudarta dari ISI Denpasar, mengungkapkan kekagumannya terhadap kemampuan peserta. “Kami benar-benar kesulitan menentukan siapa yang terbaik karena semuanya memiliki kualitas yang luar biasa,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi antusiasme anak-anak dalam mempelajari Tembang Rare, yang menunjukkan bahwa lagu-lagu anak Bali terus berkembang dan semakin diminati oleh generasi muda.
Lomba Gending Rare ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana untuk melestarikan budaya Bali melalui musik sejak dini. Dengan meningkatnya kualitas peserta setiap tahunnya, harapan besar muncul agar lebih banyak lagu anak-anak Bali diciptakan dan terus diwariskan kepada generasi berikutnya. (TB)