Mengenang Maestro I Wayan Mastra, Sosok Patih Agung dalam Drama Gong Bali

Author:
Share

Dalam khazanah seni pertunjukan Bali, khususnya Drama Gong, nama I Wayan Mastra menjadi salah satu yang tak tergantikan. Seniman kelahiran 31 Desember 1952 di Banjar Umakuta, Desa Pejeng Kangin, Tampaksiring, Gianyar, ini mendedikasikan seluruh hidupnya untuk panggung seni hingga akhir hayatnya.

Menurut penuturan putranya, I Putu Gede Mas, jejak seni sang maestro dimulai saat ia bergabung dengan sebuah sekaa Drama Gong, meski nama kelompok awal itu tak lagi tercatat jelas. Namun, sejak 1988, kiprahnya semakin dikenal setelah bergabung dengan Drama Gong Bara Budaya, kelompok besar yang kala itu diperkuat maestro legendaris Dolar CS.

Debutnya dimulai dari peran Raja Muda. Karisma panggung, penghayatan mendalam, serta pembawaan yang khas membuatnya cepat dipercaya membawakan tokoh-tokoh penting. Dari sinilah perlahan terbentuk citranya sebagai aktor watak yang kuat.

BACA JUGA  Sosok Nyoman Subrata alias Petruk, Pelawak Legendaris Bali dan Rekan Duet Dolar yang Melegenda

Di kelompok Bara Budaya, I Wayan Mastra kemudian dipercaya memerankan Patih Agung—sebuah tokoh yang menuntut wibawa, kepemimpinan, sekaligus kekuatan dramatik. Peran ini begitu melekat, seakan menyatu dengan karakternya di dunia nyata.

Hingga kini, jejaknya sebagai Patih Agung masih bisa disaksikan melalui berbagai rekaman Drama Gong Bara Budaya yang beredar di YouTube. Penampilannya menjadi bukti nyata bagaimana ia berhasil menghadirkan kehidupan pada tokoh-tokoh panggung, sekaligus mengukuhkan dirinya sebagai maestro.

Perjalanan seni I Wayan Mastra tak hanya bersama Bara Budaya. Ia juga memperkuat Drama Gong Bintang Bali Timur, serta Drama Gong Gianyar yang saat itu dipimpin oleh Pak Rawit CS. Keikutsertaannya di berbagai kelompok menjadikannya sosok penting dalam perkembangan Drama Gong lintas generasi.

BACA JUGA  Mengenang Sosok Wayan Tarma Alias Dolar, Pelawak Legendaris Drama Gong Bali

Pada 1999, ia bergabung dengan Drama Gong Sancaya Dwipa, salah satu kelompok kondang pada masanya. Di sana, ia memerankan Patih Ngurah, berduet dengan Wayan Sugita yang membawakan peran Patih Agung. Kehadiran mereka menjadi pasangan panggung yang berkesan di hati penonton.

Sayangnya, perjalanan panjang itu harus terhenti lebih cepat. Pada 23 Oktober 2003, I Wayan Mastra meninggal dunia akibat penyakit ginjal. Dunia seni Bali kehilangan sosok penting, sementara komunitas Drama Gong berduka atas kepergian salah satu aktor terbaiknya.

Meski telah tiada, nama dan karyanya tetap hidup. Rekaman pementasannya masih bisa ditemukan di berbagai platform, menjadi pengingat akan dedikasi seorang seniman yang menghidupkan panggung dengan sepenuh hati.

BACA JUGA  Sosok I Wayan Mastra, Maestro Drama Gong yang Meninggalkan Jejak Abadi, Pemeran Patih Agung

Lebih dari sekadar pemain, I Wayan Mastra adalah simbol dedikasi. Dari peran Raja Muda hingga Patih Agung, ia menunjukkan bahwa seni bukan hanya hiburan, tetapi juga bentuk cinta, kerja keras, dan pengabdian terhadap budaya.

Bagi seniman muda, warisannya adalah inspirasi: menjaga, mengembangkan, sekaligus melestarikan Drama Gong agar tetap hidup di tengah arus modernisasi.

I Wayan Mastra akan selalu dikenang sebagai Patih Agung sejati dalam sejarah Drama Gong Bali—seorang maestro yang berhasil mengangkat seni tradisi ini ke puncak kejayaannya, sekaligus meninggalkan jejak tak tergantikan dalam perjalanan budaya Bali. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!