Makna dan Perayaan Tumpek Landep dalam Tradisi Hindu Bali, Benarkah Otonan Kendaraan Bermotor

Author:
Share

Tumpek Landep merupakan salah satu hari suci dalam agama Hindu yang dirayakan setiap 210 hari sekali berdasarkan perhitungan kalender Bali, tepatnya pada Saniscara Kliwon Wuku Landep. Hari ini memiliki makna yang mendalam bagi umat Hindu di Bali, yang tidak hanya berkaitan dengan ritual terhadap benda-benda tajam, tetapi juga simbol ketajaman pikiran dalam menjalani kehidupan.
Secara etimologi, kata “Tumpek” berasal dari kata “Tampa” yang berarti turun. Dalam bahasa Jawa Kuno, kata “Tampa” yang mendapat sisipan “Um” menjadi “Tumampak”, yang berarti dekat. 
Kemudian, terjadi perubahan huruf “M” sehingga membentuk kata “Tumpek”. Dengan demikian, Tumpek Landep dapat dimaknai sebagai hari turunnya anugerah Ida Sang Hyang Widhi Wasa ke dunia. 
Selain itu, perayaan ini juga dikaitkan dengan pemujaan kepada Bhatara Siwa dan Sang Hyang Pasupati untuk memohon berkah agar semua benda tajam, seperti keris, tombak, dan senjata lainnya, tetap memiliki kekuatan spiritual.
Pada pelaksanaannya, umat Hindu menghaturkan berbagai sesajen sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan. Sesajen yang umum digunakan meliputi tumpeng putih dengan lauk ayam, ikan asin, terasi merah, serta beragam buah-buahan. 
Selain itu, beberapa perlengkapan upacara seperti sesayut jayeng prang, sesayut kusuma yudha, suci, daksina, peras, dan canang juga dipersembahkan. Rangkaian upacara ini ditujukan kepada Sang Hyang Pasupati dengan doa khusus agar berkah selalu menyertai.
Makna Tumpek Landep tidak hanya terbatas pada pemberkatan benda-benda tajam, tetapi juga memiliki filosofi yang lebih luas, yaitu menajamkan pikiran (ngelandepang idep). Seiring perubahan zaman, pemahaman tentang Tumpek Landep berkembang, sehingga beberapa orang menganggapnya sebagai “otonan” bagi kendaraan bermotor dan benda elektronik. 
Namun, secara historis, perayaan ini sudah ada jauh sebelum kendaraan atau peralatan modern muncul di Bali. Oleh karena itu, esensi utama dari Tumpek Landep lebih menitikberatkan pada ketajaman berpikir dan pemohon kekuatan intelektual dalam menjalani kehidupan.
Pemujaan pada hari ini ditujukan kepada Ida Sang Hyang Siwa Pasupati sebagai manifestasi Tuhan yang memberikan anugerah keselamatan serta kejernihan berpikir bagi umat manusia. Dengan kecerdasan yang tajam, manusia dapat menciptakan alat-alat yang mempermudah kehidupannya dan mencapai kebahagiaan sejati dalam spiritualitas. Oleh karena itu, selain menjalankan ritual secara fisik, umat Hindu juga diajak untuk merenungkan makna sejati Tumpek Landep dalam kehidupan sehari-hari. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!