Mang Apel dan Petruk CS Kembali, Tampilkan Drama Gong Dukuh Suladri di Art Center

Author:
Share

Mang Apel bersama Lodra hingga Petruk CS akan tampil bersama dalam sebuah garapan drama gong Dukuh Suladri.
Mereka akan tampil di Art Center Denpasar lewat  Paguyuban Drama Gong Lawas. 
“Kami dari Paguyuban Drama Gong Lawas bakal menggelar pementasan drama gong sebagai ajang reuni dan temu kangen, Sabtu 17 Desember 2022 besok di Taman Budaya Art Cenre Provinsi Bali,” kata Ketua Paguyuban Peduli Seni Drama Gong Lawas, Anak Agung Gede Oka Aryana, di Denpasar, Rabu 14 Desember 2022.
Dalam pementasan ini, pada awalnya mengangkat cerita panji, namun karena ingin melibatkan semua seniman drama gong lawas yang jumlahnya masih 33 orang, maka mengangkat cerita rakyat di Bali. 
Dalam cerita rakyat itu, ada berbagai peran figur yang bisa diangkat, sehingga semua pemain lawas dapat ikut pentas. Sementara untuk skenario dan sutradara dipercayakan pada pemain senior Wayan Puja. 
“Hal itu, sebagai ajang untuk mengingatkan masyarakat bahwa seniman drama gong yang dulu masih hidup. Walau mereka sudah tua, tetapi meraka masih sehat,” ucap Agung Aryana yang seorang Notaris itu. 
Pementasan drama gong lawas ini dalam rangka menghimpun kembali seniman-seniman drama gong lawas. Selain itu, juga sebagai bentuk reuni, temu kangen, dan berharap kesenian drama gong bisa eksis kembali. 
“Pementasan drama gong ini, sebagai ajang untuk menghimpun dulu agar mendapat perhatian dalam bentuk wadah, setelah itu baru mempersiapkan wadah berupa yayasan, sehingga ada payung hukum. Ide ini sudah mendapatkan dukungan dari masyarakat, salah satunya disambut baik oleh Bendesa Adat Petak, Gianyar  A.A.  Gede  Putra  Yasa, SH yang menyiapkan sanggar seninya sebagai tempat untuk mengadakan latihan,” ucapnya.
Walau bakal tampil sebagai sebuah reuni, namun tidak meninggalkan pakem-pekem dari sebuah pertunjukan drama gong. Tujuannya sangat jelas, yakni untuk menghimpun kembali seniman lawas, agar bisa berperan mengisi pembangunan Bali, terutama melestarikan drama gong Bali. Kalau berdasarkan komentar teman-teman, semuanya merasa senang bisa berkumpul kembali. Sebab, dalam drama gong ini sebagai sebuah ajang untuk pembelajaran bahasa Bali, khususnya dalam bentuk sor singgih basa,” papar Agung Aryana. 
Pesan yang akan disampaikan, secara umum drama gong itu mengingakan masyarakat tentang etika kehidupan, kesopanan dan yang paling penting pembelajaran tentang “anggah ungguhing basa Bali”. 
Sebanyak 33 pemain yang bakal tampil berasal dari daerah Gianyar, Bangli, Klungkung, Denpasar, Badung dan Singaraja. 
Sementara dari kabupaten yang lain belum ada. “Pada pementasan nanti, kami menyiapkan pemeran putri yang masih muda untuk memberi suasana manis pertunjukan seni itu, sehingga berjalan dengan baik,” ungkap pria yang peduli seni drama ini.
Sekretaris Paguyuban, I Gusti Putu Nuraga menambahkan, sebanyak 4 pemaran putri itu akan ditampilkan secara bergantian, karena paguyuban ini sudah mendapatkan jadwal pentas di berbagai daerah kabupaten dan kota di Bali, seperti Gianyar, Klungkung pada April tahun depan dan Bangli pada Mei 2023. 
“Tujuan dasar pementasan drama gong lawas ini untuk ajang reuni, dan mengingakan kembali kepada masyarakat, serta mengajak para seniman untuk menekankan pakem yang sudah ada. Dengan begitu, bisa ditiru para generasi muda. Maka, setelah ini akan membuat payung hukum berupa yayasan agar lebih dekat dan bisa memperhatikan para seniman,” pungkasnya. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!