Mengenal Desa Cempaga di Buleleng, Salah Satu Desa Bali Aga, Ini Keunikannya

Author:
Share
desacempagabuleleng.blogspot.com

Desa Cempaga adalah salah satu desa tua yang dikenal sebagai Desa Bali Aga, yang terletak di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali. Kecamatan Banjar memiliki lima Desa Bali Aga yang dikenal dengan singkatan SCTPB (Sidatapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa, dan Banyuseri). Desa Cempaga terdiri dari dua dusun, yaitu Dusun Corot dan Dusun Desa. Desa ini tidak hanya dikenal karena usianya yang tua, tetapi juga karena tradisinya yang unik dan kekayaan budayanya yang luar biasa.

Lokasi dan Lingkungan Alam

Desa Cempaga terletak di dataran tinggi dengan pemandangan alam yang menakjubkan. Dari desa ini, pengunjung bisa menikmati pemandangan laut yang indah dan hutan desa yang alami serta air terjun yang memukau. Keindahan alam ini menjadikan Desa Cempaga sebagai salah satu destinasi wisata yang potensial di Kabupaten Buleleng.

Tradisi dan Tari Sakral

Salah satu daya tarik utama Desa Cempaga adalah berbagai tari sakral yang dimilikinya. Desa ini memiliki banyak jenis tarian sakral, seperti Tari Jangkang, Tari Baris (terdiri dari Baris Jojor dan Baris Dadap), dan berbagai jenis Tari Rejang. Berikut beberapa jenis Tari Rejang yang ada di Desa Cempaga:

– Rejang Beneh

– Rejang Tuding Pelayon

– Rejang Lilit Nyali

– Rejang Sirig Buntas

– Rejang Embung Kelor

– Rejang Kepet

– Rejang Galuh

– Rejang Pengecek Galuh

– Rejang Dephe

– Rejang Bungkol

– Rejang Renteng

– Rejang Lilit

– Rejang Legong

– Rejang Unda

Tari Jangkang, salah satu tarian yang unik dari desa ini, dibawakan oleh anak-anak yang sudah mepinggah (sudah ganti gigi) dan dipentaskan sehari setelah Hari Raya Kuningan di Pura Desa Cempaga. Tarian ini melambangkan prajurit perang dharma melawan adharma.

Nyepi Adat dan Tradisi Ngaben

Desa Cempaga juga memiliki tradisi Nyepi Adat yang dilakukan setiap lima tahun sekali setelah upacara Ngaben desa. Tradisi ini merupakan bentuk penyucian terhadap lingkungan desa setelah prosesi Ngaben. Selama Nyepi Adat, masyarakat melaksanakan Catur Brata Penyepian selama 24 jam dan menutup akses keluar masuk desa. Pelaksanaan Ngaben biasanya dilakukan saat Sasih Kanem, saat hujan turun yang dianggap dapat melebur dan menghilangkan segala kotoran.

Peran Pura dan Upacara Keagamaan

Pura Puseh Agung Desa Cempaga menjadi pusat spiritual dan kegiatan keagamaan di desa ini. Salah satu tarian sakral yang ditarikan di pura ini adalah Tari Rejang. Tarian Rejang ini merupakan perwujudan widyadara widyadari dalam menuntun Dewata yang berstana di Desa Cempaga.

Tarian ini ditarikan oleh kelompok wanita desa pada malam hari hingga pagi hari sebelum upacara selesai. Tari Rejang melambangkan keanggunan dan pesona seorang wanita, seolah bidadari turun dari kayangan.

Pariwisata dan Pengembangan Desa

Dengan segala keunikan dan kekayaan budaya serta alam yang dimilikinya, Desa Cempaga memiliki potensi besar untuk pengembangan pariwisata. Alam yang indah, tradisi yang kaya, dan tarian sakral yang mempesona membuat desa ini menjadi tujuan menarik bagi wisatawan yang ingin merasakan keaslian budaya Bali Aga.

Desa Cempaga bukan hanya sekadar desa tua, tetapi juga sebuah komunitas yang mempertahankan dan merayakan warisan budaya mereka dengan penuh semangat. Tradisi yang unik dan kekayaan alam yang dimiliki menjadikan Desa Cempaga sebagai salah satu permata tersembunyi di Kabupaten Buleleng, Bali. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!