Mengenal Kemangmang, Hantu di Bali yang Ditemukan di Areal Perkebunan Saat Malam

Author:
Share
Ilustrasi Kemangmang

Kemangmang, sebuah legenda yang dikenal luas di Bali, adalah sosok hantu yang menyeramkan namun unik. Ia tidak memiliki tubuh, tangan, atau kaki, hanya berupa kepala yang menyala dengan warna kemerah-merahan. Bentuknya menyerupai kelapa yang bolong akibat gigitan tupai, dengan lubang tersebut berfungsi sebagai mulut. Berikut adalah kisah menarik dan seram tentang Kemangmang yang membuat siapa saja merinding saat mendengarnya.

Wujud dan Keberadaan Kemangmang

Kemangmang biasanya ditemukan di area perkebunan atau persawahan pada malam hari. Saking sering dan mudahnya mereka ditemukan, masyarakat Bali pada zaman dulu tidak menggolongkannya sebagai makhluk halus, tetapi lebih mirip dengan binatang atau hama. Meskipun demikian, penampakannya yang menyeramkan membuat banyak orang merasa takut dan bingung, terutama karena ia suka mengeluarkan suara mengerik seperti jangkrik.

Kemangmang: Hantu atau Hama?

Di masa lalu, Kemangmang sering dianggap sebagai sejenis hama karena kebiasaannya mengganggu orang dengan suara jangkriknya yang khas. Cerita rakyat menyebutkan bahwa Kemangmang suka mengganggu orang-orang yang sedang memanen hasil pertanian mereka. Meskipun tidak dianggap sebagai makhluk halus, kehadirannya tetap membuat banyak orang merasa terganggu.

Kisah Para Pemuda dan Kemangmang

Pernah ada cerita tentang beberapa pemuda di Bali yang sedang mencari jangkrik di tengah ladang. Mereka mengikuti suara-suara mengerik hingga menemukan sumbernya di sebuah lubang kelapa. Ketika salah satu pemuda mencoba mengorek lubang tersebut, tiba-tiba kelapa itu menggelinding menjauh sambil mengeluarkan suara mengerik, seolah-olah menertawakan mereka. Kejadian ini membuat para pemuda tersebut ketakutan dan segera lari meninggalkan tempat itu.

Kemangmang Sebagai Penjaga Ladang

Para petani dan pemilik ladang di Bali percaya bahwa Kemangmang sebenarnya adalah penjaga ladang yang baik. Mereka sering melihat Kemangmang saat berjaga di pematang ladang sembari membakar ubi atau jagung. Ketika Kemangmang mendekat, petani biasanya membagikan sebagian makanan mereka sebagai tanda penghormatan. Kebiasaan ini diyakini dapat membuat Kemangmang tidak mengganggu tanaman mereka.

Tradisi dan Kepercayaan

Cerita tentang Kemangmang telah diceritakan turun-temurun oleh masyarakat Bali. Menurut kepercayaan lokal, memberikan makanan kepada Kemangmang bisa membantu menjaga tanaman dari gangguan. Beberapa orang juga menganggap Kemangmang sebagai makhluk yang memiliki jiwa sosial, meskipun ia terlihat menyeramkan. Tradisi berbagi makanan ini tidak hanya dilakukan sebagai bentuk penghormatan, tetapi juga sebagai cara untuk menjaga hubungan harmonis dengan makhluk-makhluk astral yang dianggap sebagai penjaga ladang.

Kesimpulan

Kemangmang adalah salah satu contoh bagaimana kepercayaan dan tradisi lokal membentuk pandangan masyarakat terhadap makhluk astral. Meskipun wujudnya menyeramkan, Kemangmang dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari para petani di Bali. Kisah-kisah tentang Kemangmang mengajarkan kita untuk selalu menghormati dan berbuat baik kepada sesama, termasuk makhluk yang tak kasat mata. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!