![]() |
net. |
Pancakumara
merupakan sebutan untuk lima orang putra Drupadi dari hasil perkawinannya
dengan Pancapandawa. Pancakumara terdiri dari: Pratiwindya, Sutasoma,
Srutakarma, Satanika, dan Srutasena. Saat berperang di Kurukshetra, mereka
berada di pihak Pandawa.
Menurut
Mahabharata, mereka juga memiliki saudara lain ibu; tiga di antaranya ikut
serta dalam perang Kurukshetra, yaitu: Abhimanyu, Gatotkaca, dan Irawan. Bersama
Abimanyu, Pancakumara melawan raksasa Alambusa pada pertempuran di hari ke-9.
Pada hari ke-11, mereka berhadapan dengan Wresasena, putra Karna, dan
mengalahkannya.
Urutan
kelahiran Pancakumara memiliki sedikit perbedaan dengan para ayahnya, terutama
mulai dari Satanika sampai Srutakarma. Jika mengikuti urutan kelahiran ayahnya
(begitu pula giliran untuk berhubungan dengan Dropadi), maka urutannya adalah:
putra Yudistira, putra Bima, putra Arjuna, putra Nakula, putra Sadewa. Menurut
Mahabharata, perbedaan itu terjadi karena Arjuna menjalani masa pembuangan
setelah putra Yudistira dan putra Bima lahir. Maka dari itu, Nakula
mendahuluinya, disusul oleh Sadewa. Setelah Arjuna kembali, akhirnya Dropadi
melahirkan putra kelimanya.
Berikut
lima Pancakumara Tersebut
Pratiwindya
Pratiwindya
atau Srutawindya merupakan putra Yudistira dan Drupadi, serta merupakan yang
sulung di antara saudaranya. Mahabharata menguraikannya sebagai petarung yang
cekatan, masyhur karena menghadapi pasukan bagaikan “Batara Indra yang
bersenjata bajra”.
Dalam
kisah perang besar di Kurukshetra, Pratiwindya bertempur melawan Sangkuni, ahli
siasat pihak Korawa. Pada pertempuran di hari ke-9, ia berhasil melumpuhkan
raksasa Alambusa. Pada hari ke-15, ia menghadang Aswatama yang menuju ke arah
Drona. Ia berhasil memunuh Citra, raja Abhisara, pada hari ke-16.
Sutasoma
Sutasoma
bermakna “yang berwajah tampan bagai rembulan”. ia merupakan putra
Bima dan Drupadi. Sebagaimana ayahnya, ia mahir memakai senjata gada, demikian
pula dalam panahan.
Pada
hari pertama perang Kurukshetra, ia berhadapan dengan pangeran Wikarna, salah
satu putra Drestarastra. Ia juga hampir berhasil membunuh Sangkuni.
Pada
hari ke-12, ia menghadang Wiwingsati. Ia berperan penting bersama Yudistira dan
Pancakumara lainnya dalam menghadang Dursasana dan para Korawa lainnya pada
hari ke-15.
Satanika
Satanika
merupakan putra Nakula dan Drupadi. Ia diberi nama yang sama dengan Rajaresi
masyhur di kalangan Dinasti Kuru, dan diyakini sebagai penitisan
Wiswadewa.
Dalam
kisah perang Kurukshetra, ia diangkat sebagai wakil panglima Drestadyumna—yang
merupakan paman sekaligus gurunya—dalam merencanakan formasi tempur.
Ia
membantai pasukan sekutu Korawa yang dipimpin Butakarma. Satanika juga
mengalahkan pangeran Duskarna pada pertempuran di hari ke-6; demikian
pula Jayatsena dan Srutakarman, dua Korawa. Satanika membunuh pangeran Kalinga.
Pada hari ke-17, ia menghancurkan sebagian besar tentara Korawa.
Srutasena
Srutasena
merupakan putra Sadewa dan Drupadi. Seperti ayahnya, ia berwatak cerdas dan
cermat. Dalam kisah perang Kurukshetra, ia membunuh Sala, adik Burisrawa pada
hari ke-14.
Ia
juga mengalahkan kesatria pihak Korawa seperti Dusmanara, Durmuka, dan
Dewawrada.
Srutakarma
Srutakarma
adalah putra Arjuna dan Drupadi. Ia merupakan yang bungsu di antara saudaranya.
Ia memiliki kuda yang bulunya bagaikan burung pekakak.
Seperti
ayahnya, ia mahir dalam panahan. Ketika perang Kurukshetra berlangsung, ia
mengalahkan Raja Sudaksina dari Kamboja pada hari pertama. Ia juga bertarung
dengan Jayatsena, salah satu Korawa pada hari ke-6.
Ia
bertarung melawan Dursasana dan Aswatama dengan teknik panahan dan pertarungan
berlangsung sportif. Srutakarma juga membunuh Citrasena, pemimpin Abhisara,
pada hari ke-16.
Peran
Pancakumara tidak begitu banyak tercatat dalam cerita Mahabharata jika
dibandingkan dengan putra Pandawa lainnya, terutama Abimanyu dan
Gatotkaca. Dalam kitab Mahabharata ke-10, yaitu Sauptikaparwa dikisahkan
bahwa setelah perang berakhir, Duryodana sang pemimpin Kurawa dalam keadaan
sekarat; meskipun begitu, ia sempat mengangkat Aswatama sebagai panglima untuk
meneruskan pertempuran.
Aswatama
disertai dua orang rekannya yang masih hidup, yaitu Krepa dan Kretawarma
menyusup ke dalam perkemahan pihak Pandawa. Di dalam kemah tersebut, Aswatama
membunuh Drestadyumna, pangeran dari Kerajaan Panchala. Ia kemudian menemukan
lima orang pria dalam keadaan tertidur.
Mengira
kelimanya adalah Pandawa, Aswatama pun langsung membunuh mereka. Ternyata lima
orang yang tewas dibunuh Aswatama sewaktu tidur bukan para Pandawa, melainkan
Pancakumara. (TB)
Saksikan video berikut