Pura Agung Amerta Bhuana merupakan salah satu pura terbesar di Kota Batam, Kepulauan Riau. Terletak di Jalan Gajah Mada No. 3, Sei Ladi, Kecamatan Sekupang, pura ini menjadi pusat spiritual dan kegiatan keagamaan bagi umat Hindu di wilayah tersebut.
Sejarah Pura Agung Amerta Bhuana
Pembangunan Pura Agung Amerta Bhuana dimulai pada tahun 1999 dengan tahap awal penataan lokasi. Setahun kemudian, dilaksanakan peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya konstruksi. Pada tanggal 16 Juni 2004, pura ini resmi diresmikan oleh Menteri Agama saat itu, Prof. Dr. Said Agil Husin Al Munawar.
Menurut Ketua Badan Otorita Pura, I Gusti Ngurah Brunayasa, sebelum adanya Pura Agung Amerta Bhuana, di Batam sudah terdapat dua pura lain yaitu Pura Satya Dharma dan Pura Sekupang. Namun, Pura Agung Amerta Bhuana menjadi yang terbesar di kota ini.
Keunikan Pura Agung Amerta Bhuana
Pura ini dibangun di atas lahan seluas 2 hektar dan memiliki beberapa bangunan penting seperti Gedong, Padmasana, Taksu, dan Taman Ayu. Salah satu keunikan utama dari pura ini adalah Padmasana yang merupakan tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 13 meter atau 28 meter di atas permukaan laut.
Di depan pintu masuk Gedong terdapat dua patung rangda. Gedong ini merupakan tempat penyungsungan Ratu Gede Banaspati dari Pura Dalem Ped, sebagaimana dijelaskan oleh pemangku pura, Mangku Putu Satria Yasa.
Pelaksanaan Upacara dan Kegiatan Keagamaan
Pura Agung Amerta Bhuana menjadi pusat kegiatan keagamaan umat Hindu di Batam dan sekitarnya. Salah satu upacara penting yang dilaksanakan di pura ini adalah odalan, yang diadakan pada Rahina Purnama Sasih Kalima. Terakhir, upacara piodalan ini dilaksanakan pada 12 November 2019 dan dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Putra Tulikub dari Griya Muncan Karangasem.
Selain itu, pura ini juga menyediakan fasilitas pendidikan agama melalui Pasraman. Setiap hari Minggu dari pukul 09.00 hingga 13.00, diadakan kelas agama Hindu untuk siswa dari PAUD hingga SMA. Pasraman ini telah beroperasi sejak tahun 1995 dan kini memiliki 283 murid. Karena keterbatasan jumlah siswa Hindu di sekolah-sekolah umum, pasraman ini menjadi sangat penting untuk pendidikan agama.
Komunitas dan Partisipasi
Pura Agung Amerta Bhuana tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat komunitas. Jumlah pengempon pura ini mencapai 900 orang, dengan sekitar 500 di antaranya berdomisili di Batam. Pengempon pura berasal dari berbagai daerah seperti Bali, Lombok, Jawa, Lampung, dan Palembang, dan bekerja di berbagai sektor termasuk sebagai karyawan perusahaan, ASN, Polri, maupun TNI.
Selain itu, di area pura juga terdapat kuil Sri Lalitha yang diperuntukkan bagi warga India. Kuil ini terletak di sebelah kiri tangga masuk ke pura dan menambah keberagaman serta kekayaan budaya di lingkungan pura.
Pura Agung Amerta Bhuana bukan hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga simbol semangat komunitas Hindu di Batam untuk mempertahankan dan melestarikan budaya serta tradisi mereka di tanah rantau. Dengan segala keunikannya, pura ini terus menjadi pusat kegiatan spiritual dan kebersamaan bagi umat Hindu di Kepulauan Riau. (TB)