Mengenal Pura Meru Cakranegara, Dibangun Anak Agung Made Karangasem, Pura Terbesar di NTB

Author:
Share
Istimewa

Pura Meru Cakranegara, terletak di tengah Kota Mataram, Lombok, merupakan salah satu landmark spiritual yang paling berharga di Pulau Seribu Masjid. Dibangun pada tahun 1720 oleh Pangeran Anak Agung Made Karangasem, pura ini tidak hanya menjadi pusat peribadatan bagi umat Hindu Lombok, tetapi juga sebuah peninggalan budaya yang kaya akan sejarah dan makna.

Pura ini berada di Lokasinya di Jl Selaparang, Kelurahan Cakranegara Timur, Kecamatan Cakranegara, Kabupaten Lombok Barat.

Sejarah Pura Meru

Pura Meru dibangun atas inisiatif Pangeran Anak Agung Made Karangasem, yang pada saat itu menjadi wakil Kerajaan Karangasem Bali di Lombok. Pembangunan pura ini dimulai pada abad ke-18 sebagai tempat persembahyangan bagi masyarakat Hindu yang telah ditaklukkan oleh Kerajaan Karangasem.

Pemilihan lokasi Pura Meru yang strategis di Kota Mataram menandai pentingnya Lombok dalam peta keagamaan dan budaya Nusantara.

Struktur dan Makna Budaya

Pura Meru terkenal karena tiga menaranya yang megah, masing-masing didedikasikan untuk tiga dewa utama Hindu: Brahma, Siwa, dan Wisnu. Setiap menara atau “Meru” mewakili gunung suci dalam mitologi Hindu: Meru Brahma untuk Gunung Agung di Bali, Meru Siwa untuk Gunung Rinjani di Lombok, dan Meru Wisnu untuk Gunung Semeru di Jawa Timur. Atap bertingkat-tingkat menunjukkan tingkatan lapisan alam menurut kosmologi Hindu, dari bhuana agung (alam besar) hingga bhuana alit (alam kecil).

Pada saat perayaan piodalan, setiap Meru dihiasi dengan kain berwarna yang berbeda, masing-masing dengan makna simbolis. Meru Brahma dihiasi dengan kain merah, simbolisasi api yang digunakan dalam upacara kematian Hindu. Meru Siwa menggunakan kain putih, melambangkan air untuk mensucikan abu kremasi, sementara Meru Wisnu dihiasi dengan kain hitam, yang melambangkan kegelapan atau kehidupan baru.

Pura Meru terbagi menjadi beberapa mandala (halaman) yang memiliki fungsi berbeda. Bagian utama, atau utama mandala, digunakan untuk upacara persembahyangan utama dan menampung hingga 5.000 umat Hindu dalam perayaan besar seperti Pujawali dan Galungan. Bagian madya mandala digunakan untuk musyawarah dan pertemuan masyarakat setempat, sementara nista mandala dan lengar mandala mempertahankan ruang terbuka tanpa batasan dinding.

Pengunjung yang ingin masuk ke Pura Meru diharuskan mengenakan kain kuning yang disediakan, sebagai tanda penghormatan terhadap kawasan suci umat Hindu. Pura Meru buka setiap hari dari jam 08.00 hingga 17.00 WITA, tanpa biaya masuk tetap, namun donasi disarankan sebagai bentuk dukungan terhadap pemeliharaan pura ini.

Keunikan lain dari Pura Meru adalah keberadaan Masjid Nurul Falah di sebelah selatannya, yang menjadi simbol toleransi dan kerukunan antaragama di Lombok. Masjid ini, yang dibangun pada masa pemerintahan Anak Agung Anglurah Gede Ngurah Karangasem, menjadi tempat ibadah bagi umat Islam di sekitar pura dan menunjukkan harmoni yang telah ada sejak berabad-abad yang lalu.

Pura Meru tidak hanya menjadi pusat spiritual, tetapi juga destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan yang tertarik dengan budaya dan sejarah. Kompleks pura yang luas, dengan arsitektur yang megah dan detail yang indah, menawarkan pengalaman yang mendalam bagi siapa pun yang mengunjunginya. Dengan lokasinya yang strategis di Mataram, dekat dengan Taman Mayura dan berbagai atraksi lainnya, Pura Meru menjadi bagian tak terpisahkan dari jaringan warisan budaya Lombok.

Kesimpulan

Sebagai salah satu cagar budaya nasional sejak tahun 2007, Pura Meru Cakranegara tidak hanya menjaga kekayaan sejarah dan budaya Lombok, tetapi juga melayani sebagai tempat penting bagi praktik keagamaan umat Hindu dan simbol harmoni lintas agama. Dengan menariknya arsitektur dan nilai simbolisnya, Pura Meru menawarkan pelajaran berharga tentang keberagaman budaya Indonesia yang kaya dan abadi.

Dengan mengunjungi Pura Meru, pengunjung tidak hanya dapat menghargai keindahan fisiknya, tetapi juga mengambil bagian dalam perjalanan spiritual yang mendalam melalui warisan budaya yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat Lombok.

       

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!