![]() |
Titkok SMDofifial |
Kawasan Danau Tamblingan di Buleleng dikenal sebagai areal suci yang penuh dengan nilai spiritual dan sejarah. Selain Pura Dalem Tamblingan yang terkenal, kawasan ini juga menjadi tempat berdirinya Pura Tirta Mengening. Secara geografis, lokasinya terletak di Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali. Keberadaan Pura Tirta Mengening menambah kekayaan spiritual dan keindahan alam di wilayah ini.
Mengunjungi Pura Tirta Mengening
Untuk mencapai Pura Tirta Mengening, pamedek (pengunjung) harus menaiki perahu yang disediakan oleh warga di pos penjagaan BKSDA. Perjalanan perahu memakan waktu sekitar 45 menit, dan selama perjalanan, pamedek akan menikmati panorama indah Danau Tamblingan dengan kicauan burung yang menambah suasana damai. Setibanya di Pura Tirta Mengening, suasana sejuk dan tenang langsung menyambut para pamedek.
Keunikan Pura Tirta Mengening
Tidak ada bangunan palinggih (tempat pemujaan) di Pura Tirta Mengening. Hanya ada bebaturan yang diselimuti kain putih-kuning sebagai penanda kawasan suci, serta beberapa tedung (payung) yang memayungi bebaturan.
Pura Tirta Mengening sering mengeluarkan tirta (air suci) dari atas bebaturan yang bersumber dari pepohonan, terutama saat musim hujan. Pamedek dapat nunas tirta untuk keperluan malukat (pembersihan diri) atau sebagai tamba (obat).
Namun, air suci tersebut tidak boleh langsung digunakan untuk malukat di Pura Tirta Mengening, melainkan harus dibawa ke Pura Dalem Tamblingan. Meskipun pada kunjungan tertentu air tirta tidak selalu menetes dari pepohonan, terutama saat musim kemarau, Pura Tirta Mengening tetap menjadi tempat yang penting bagi kegiatan spiritual.
Pamedek yang hendak melakukan persembahyangan disarankan untuk tidak nangkil (berkunjung) saat tri wara Pasah. Namun, saat Beteng dan Kajeng, kunjungan tetap diperbolehkan. Sebelum nangkil ke Pura Tirta Mengening, pamedek hendaknya terlebih dahulu meminta izin di Pura Dalem Tamblingan.
Selain itu, hanya bebaturan yang diizinkan di pura ini, tanpa adanya bangunan palinggih, sebagai penghormatan terhadap peninggalan masyarakat pra-Hindu yang telah bermukim di kawasan ini sebelum abad ke-10 Masehi.
Penggunaan Tirta untuk Upacara Yadnya
Tirta dari Pura Tirta Mengening sangat keramat dan sering digunakan oleh Catur Desa (Desa Adat Gobleg, Desa Adat Gesing, Desa Adat Munduk, dan Desa Adat Umajero) untuk berbagai keperluan upacara yadnya.
Air suci ini bisa digunakan untuk tamba, malukat, pebersihan, dan keperluan upacara sehari-hari. Pura ini juga dikenal karena tirtanya yang keluar dari pepohonan, meskipun pada musim kemarau alirannya bisa seret dan sering diganggu oleh monyet.
Pura Tirta Mengening di kawasan Danau Tamblingan merupakan tempat yang penuh dengan kekayaan spiritual dan sejarah. Meskipun akses ke pura ini memerlukan usaha, keindahan dan ketenangan yang ditawarkan menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi para pamedek. (TB)