Mengenal Sosok I Gusti Nyoman Lempad, Maestro Seni Rupa Bali yang Menginspirasi

Author:
Share


I Gusti Nyoman Lempad, nama yang tak asing lagi dalam dunia seni rupa Bali. Sosok maestro ini telah meninggalkan jejak karya monumental yang hingga kini masih memukau para penikmat seni. Dedikasi dan kegigihannya dalam berkarya menjadikannya tauladan bagi generasi muda, khususnya di bidang seni rupa.

Lahir di Desa Bedahulu pada tahun 1862, Lempad menunjukkan bakat seninya sejak kecil. Pada usia 12 tahun, ia pindah ke Ubud bersama ayahnya, seorang undagi ternama. Di Ubud, Lempad mengasah kemampuannya dalam membuat bangunan dan patung, keahlian yang diwariskan sang ayah.

Ketertarikan Lempad pada seni lukis mulai muncul di usia 25 tahun. Pertemuannya dengan pelukis Jerman Walter Spies membuka wawasan baru baginya. Spies memperkenalkan teknik anatomi tubuh dan seni lukis realis yang kemudian dipadukan Lempad dengan gaya khasnya.

Lempad banyak melukis cerita pewayangan, terinspirasi dari kisah-kisah yang ia dengarkan saat mengikuti pembacaan lontar di Puri Saren Kauh. Ia buta huruf, namun semangatnya untuk belajar tak pernah padam. Lempad selalu mengajak cucunya, Gusti Nyoman Darta, untuk membantunya memahami isi lontar.

Kiprah Lempad tak berhenti di situ. Ia bersama Raja Ubud Ida Cokorda Sukawati dan Walter Spies mendirikan komunitas seni Pitamaha. Lempad juga mendesain Museum Puri Lukisan di Ubud yang menjadi wadah pameran karya para seniman Pitamaha.

Meskipun terpengaruh oleh gaya lukis Barat, Lempad tetap teguh pada identitasnya. Ia menggunakan tiga warna utama dalam lukisannya: hitam, putih, dan merah, yang mewakili filosofi Brahma, Wisnu, dan Siwa.

Lempad mengabdikan seluruh hidupnya, selama 116 tahun, untuk seni dan Puri Ubud. Dedikasi dan kegigihannya menginspirasi banyak generasi muda untuk terus berkarya dan melestarikan seni budaya Bali.

Kisah hidup dan karya I Gusti Nyoman Lempad menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya kerja keras, dedikasi, dan kecintaan pada seni budaya. Ia adalah sosok maestro yang patut diteladani dan karyanya akan selalu menjadi kekayaan budaya bangsa.

 

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!