Mengenal Sri Aji Kresna Kepakisan, Penguasa Bali Asal Majapahit, Putra Brahmana

Author:
Share
Istimewa

Sri Aji Kresna Kepakisan merupakan tokoh penting dalam sejarah Bali yang memerintah pada pertengahan abad ke-14 di bawah kendali Kerajaan Majapahit. Ia adalah putra Dang Hyang Kepakisan dan cucu Mpu Tantular, seorang tokoh besar di Nusantara. 
Berdasarkan beberapa catatan sejarah, ia mulai memimpin Bali pada tahun Saka 1274 atau sekitar 1350 Masehi. Penobatannya sebagai raja diperkirakan berlangsung pada 4 Oktober 1350. Sri Aji Kresna Kepakisan menjadi leluhur dari raja-raja yang memerintah Bali dan Klungkung pada masa berikutnya.  
Menurut Kakawin Nagarakretagama, Bali ditaklukkan oleh Majapahit pada tahun 1343, yang kemudian dikuatkan oleh tradisi lisan dan tulisan seperti Babad Dalem. Setelah penaklukan itu, Bali mengalami kekacauan hingga Patih Gajah Mada mengangkat Sri Aji Kresna Kepakisan sebagai penguasa vasal di Bali. 
Berasal dari keluarga Brahmana, ia diubah statusnya menjadi Ksatria oleh Gajah Mada. Legenda lokal menyebutkan bahwa ibunya adalah seorang apsara, makhluk spiritual, dan dua saudara laki-lakinya ditempatkan sebagai penguasa di Blambangan dan Pasuruan, Jawa.  
Sri Aji Kresna Kepakisan pertama kali mendarat di Pantai Lebih, Gianyar, sebelum mendirikan puri di Samprangan. Wilayah ini dipilih karena menjadi tempat strategis dalam perencanaan penaklukan Bali oleh Majapahit. 
Selama pemerintahannya, ia didampingi oleh para bangsawan Jawa dan pejabat kerajaan seperti Arya Kepakisan, yang juga berasal dari Dinasti Warmadewa. Namun, pemerintahannya menghadapi tantangan besar berupa pemberontakan dari penduduk Bali Aga yang menolak aturan baru.  
Untuk mengatasi gejolak tersebut, Gajah Mada mengirim bantuan militer dan memberikan pusaka berupa keris Ki Lobar serta pakaian kebesaran untuk memperkuat legitimasi kekuasaannya. Dengan pendekatan militer dan diplomasi kekeluargaan, Sri Aji Kresna Kepakisan berhasil mengendalikan situasi di Bali. 
Namun, saat ia meninggal dunia, kerajaannya menghadapi krisis kepemimpinan, yang kemudian dilanjutkan oleh anak-anaknya, termasuk Dalem Samprangan dan Dalem Ketut Ngulesir, yang memindahkan pusat pemerintahan ke Gelgel.  
Di masa pemerintahannya, Sri Aji Kresna Kepakisan dikenal memadukan budaya Jawa dan Bali. Dinasti yang didirikannya, Dinasti Kresna Kepakisan, memerintah Bali hingga awal abad ke-20. 
Meski banyak tantangan, warisannya dalam menyatukan Bali di bawah pengaruh Majapahit menjadikan peranannya sangat penting dalam sejarah Bali. Pura Kentel Gumi di Desa Tusan menjadi monumen simbolis yang menandai kekuasaan Majapahit di Bali, sekaligus menjadi saksi dari era pemerintahan Sri Aji Kresna Kepakisan.  
Pemerintahannya juga meletakkan dasar bagi hubungan erat antara Majapahit dan Bali yang terus memengaruhi perkembangan budaya, politik, dan spiritual di pulau ini hingga kini. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!