Anak Agung Gede Rai Kalam adalah sosok legendaris dalam seni Drama Gong Bali Timur. Lahir pada 24 September 1939 di Klungkung, Bali dan berasal dari Puri Satria Kawan, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Klungkung. Rai Kalam dikenal luas sebagai pemeran Patih Anom yang ikonik.
Karier seninya dimulai sejak 1967 dan berkembang pesat di era 1970-an hingga 1990-an, menjadikannya salah satu aktor paling dihormati dalam dunia drama gong.
Sebagai seorang seniman, Rai Kalam tidak hanya berperan sebagai aktor, tetapi juga aktif menulis lakon serta menjadi sutradara. Ia turut membina Drama Gong Duta Klungkung dalam Pesta Kesenian Bali 2016 serta tampil dalam produksi drama gong “Sing Taen Nduk” di Bali TV. Ketekunan dan kecintaannya terhadap seni membuatnya menjadi panutan bagi banyak generasi penerus.
Di balik kehidupannya sebagai seniman, Rai Kalam juga memiliki ketertarikan pada olahraga, terutama sepak bola, bulu tangkis, dan tinju. Selain itu, ia adalah sosok keluarga yang hangat, memiliki lima anak bersama istrinya, Desak Mayun (Biyang Mayun), serta dikelilingi oleh tujuh cucu dan empat cicit.
Sepanjang perjalanan kariernya, ia menerima berbagai penghargaan atas dedikasinya dalam dunia seni. Beberapa di antaranya adalah Piagam Aji Sewaka Nugraha dari Pemerintah Kabupaten Klungkung.
Kemudian ada penghargaan atas pembinaan dan pengembangan Drama Gong dari Pemkab Klungkung, serta Piagam Dharma Kusuma dari Pemerintah Provinsi Bali. Semua penghargaan tersebut menjadi bukti nyata kontribusinya dalam melestarikan seni budaya Bali.
Setelah bertahun-tahun berjuang melawan diabetes melitus, Anak Agung Gede Rai Kalam menghembuskan napas terakhirnya pada 20 Desember 2021 di kediamannya, di usia 83 tahun. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi dunia seni Bali, terutama bagi mereka yang mencintai Drama Gong.
Upacara palebonnya berlangsung di Setra Desa Paksebali pada 23 Desember 2021, bertepatan dengan Wraspati Pon Krulut. Warisan seninya tetap hidup dalam ingatan masyarakat Bali, terutama melalui perannya yang tak terlupakan sebagai Patih Anom. Keberadaannya dalam dunia seni telah menginspirasi banyak generasi dan akan terus dikenang sebagai maestro sejati dalam Drama Gong Bali. (TB)