![]() |
Istimewa |
Dunia seni drama gong kehilangan salah satu sosok terbaiknya. I Dewa Ayu Adnyani, yang dikenal sebagai pemeran permaisuri dalam berbagai pentas drama gong. Ia menghembuskan napas terakhir pada Minggu, 11 Desember 2022, sekitar pukul 09.00 WITA di RSUD Klungkung.
Seniman yang juga berprofesi sebagai guru ini berpulang setelah berjuang melawan kanker serviks yang dideritanya sejak tahun 2018.
Ayu Adnyani tinggal di Kelurahan Bebalang, Bangli, dan menjalani keseharian sebagai guru di SDN 2 Bebalang. Namun, kecintaannya pada seni drama gong telah tumbuh jauh sebelum ia terjun ke dunia pendidikan.
Sejak muda, ia aktif di panggung drama gong dan dikenal luas karena peran-perannya yang memukau. Pada tahun 2006, ia mulai menekuni seni Arja, sebuah seni pertunjukan tradisional Bali.
Hal itu, karena waktu tampil yang lebih fleksibel, ia memilih seni ini agar tetap bisa mengajar tanpa terganggu. Keputusan ini juga didukung oleh keluarganya.
Ayu Adnyani terus menekuni Arja hingga tahun 2015, sebelum akhirnya memutuskan untuk berhenti demi lebih fokus mengajar serta mengelola usaha dagang. Dua tahun kemudian, pada 2017, ia pun sepenuhnya mengabdikan diri sebagai guru dan meninggalkan dunia usaha.
Sebagai seniman, Ayu Adnyani mencapai puncak kariernya dalam pentas bersama Drama Gong Sancaya Dwipa, Bangli, yang dimotori oleh pelawak Petruk (Nyoman Subrata) dan Dolar (Nyoman Tarma). Kepiawaiannya dalam berakting menjadikannya salah satu tokoh penting di dunia drama gong Bali.
Namun, takdir berkata lain. Setelah berjuang selama beberapa tahun melawan penyakitnya, Ayu Adnyani akhirnya berpulang dalam usia 53 tahun. Kepergiannya menjadi duka mendalam bagi dunia seni, terutama bagi para pecinta drama gong dan Arja di Bali.
Kini, namanya akan selalu dikenang sebagai seniman yang telah memberikan warna bagi seni pertunjukan Bali. Warisan karyanya tetap hidup dalam ingatan para penggemar dan generasi penerusnya. (TB)