Mengenang Sosok Wayan Puja, Maestro Drama Gong Lawas yang Serba Bisa

Author:
Share

Wayan Puja, seniman serba bisa dalam dunia drama gong lawas, berpulang pada Sabtu, 26 Oktober 2024, pukul 17.10 WITA di Rumah Sakit Ari Canti, Mas Ubud, Gianyar. Beliau meninggal akibat komplikasi penyakit yang dideritanya, termasuk gangguan lambung, paru-paru, jantung, dan ginjal. 
Kepergiannya di usia 86 tahun meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, termasuk lima anak dan delapan cucu, serta bagi komunitas seni drama gong lawas di Bali.  
Sebagai salah satu pengelingsir dalam Paguyuban Pecinta Seni Drama Gong Lawas, Wayan Puja pernah jadi pemeran Patih Agung yang sangat dikagumi. Ia adalah salah satu perintis seni drama gong bersama A.A. Raka Payadnya, dan sering beradu peran dengan A.A. Rai Kalam dalam berbagai pentas. 
Selain itu, ia juga kerap memerankan tokoh Patih Werda dan Dukuh, yang semakin mengukuhkan reputasinya sebagai aktor berbakat dalam seni pertunjukan tradisional Bali.  
Tak hanya berakting, Wayan Puja juga memiliki kemampuan sebagai penulis skenario dan sutradara. Salah satu karyanya yang monumental adalah pementasan Drama Gong Lawas “Dukuh Suladri” pada 17 Desember 2022 di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Bali. Karyanya ini menjadi bukti bagaimana ia mampu menghidupkan seni drama gong lawas hingga tetap eksis di era modern.  
Sebelum kepergiannya, Wayan Puja masih aktif dalam dunia seni. Wayan Puja lahir pada 29 September 1938 dan mulai meniti karier di dunia seni sejak tahun 1962, ketika berusia 24 tahun. 
Ia menempuh pendidikan di Sekolah Guru Tingkat Atas (SGA) Singaraja, sebelum akhirnya terjun ke dunia drama gong secara profesional. Sepanjang hidupnya, ia telah bergabung dengan berbagai grup drama gong ternama di Bali, seperti Bara Budaya, Sancaya Dwipa, Bintang Bali Timur, dan Candra Kirana.  
Sebagai bentuk penghormatan atas jasanya, Pj. Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya, didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha, turut melayat ke rumah duka di Banjar Seseh, Singapadu, Sukawati, Gianyar, pada Minggu, 10 November 2024.  
Kepergian Wayan Puja menjadi kehilangan besar bagi dunia seni drama gong Bali. Namun, dedikasi dan warisan karyanya akan terus dikenang dan menginspirasi generasi mendatang. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!