Bali tak hanya menawarkan pantai-pantai eksotis, tetapi juga keindahan alam tersembunyi yang masih alami. Salah satu destinasi yang wajib dikunjungi bagi pecinta wisata alam adalah Blue Lagoon, yang juga dikenal sebagai Air Terjun Puncak Sari.
Terletak di Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, destinasi ini menawarkan pesona air jernih kebiruan di tengah lembah hijau yang menawan.
Blue Lagoon berada di dasar lembah dengan kedalaman sekitar 300 meter, sehingga membutuhkan sedikit usaha untuk mencapainya. Wisatawan dapat memilih jalur dari Desa Sambangan atau Desa Ambengan, namun jalur Desa Ambengan lebih direkomendasikan karena aksesnya lebih mudah.
Untuk pengalaman terbaik, wisatawan dapat membeli paket medium trekking seharga Rp250.000 melalui loket tiket di Desa Sambangan. Paket ini sudah termasuk pemandu lokal yang akan menemani perjalanan.
Wisatawan akan diajak melintasi persawahan hijau dan perkebunan cengkeh khas daerah tersebut. Selama perjalanan, pengunjung dapat menikmati pemandangan Laut Bali Utara dari kejauhan serta berkesempatan mencicipi buah manggis, kakao, atau kelapa muda langsung dari pohonnya.
Setelah sekitar 30 menit perjalanan dengan sepeda motor, wisatawan harus melanjutkan dengan berjalan kaki menuruni ratusan anak tangga selama 10 hingga 15 menit. Meski cukup menguras tenaga, keindahan Blue Lagoon yang memukau akan menghapus segala kelelahan.
Setibanya di lokasi, wisatawan akan disambut oleh air terjun mini yang mengalir di antara tebing tinggi, dikelilingi vegetasi hijau yang rimbun. Airnya yang jernih dan berwarna biru kehijauan menciptakan suasana tenang dan eksotis.
Pengunjung dapat menikmati kesegaran air dengan berenang, melompat layaknya Tarzan, atau menjelajahi gua kecil di sekitar air terjun.
Selain itu, tersedia gazebo untuk bersantai serta fasilitas seperti toilet dan ruang ganti yang memudahkan wisatawan. Kawanan monyet yang sering berkeliaran di sekitar jalur menuju Blue Lagoon juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta satwa liar.
Warna air di Blue Lagoon dapat berubah sesuai musim. Saat musim hujan, air yang biasanya biru dapat berubah menjadi coklat akibat lumpur yang terbawa arus.
Oleh karena itu, waktu terbaik untuk mengunjungi destinasi ini adalah pada musim kemarau, sekitar bulan Juni hingga September. Datanglah saat matahari berada di puncaknya untuk mendapatkan pantulan cahaya terbaik yang membuat air tampak lebih jernih dan berkilauan.
Menurut pengelola wisata, Ketut Wija, Blue Lagoon baru mulai dikenal sebagai destinasi wisata sekitar 20 tahun yang lalu. Dahulu, tempat ini dianggap angker oleh masyarakat setempat, bahkan tidak ada yang berani mengambil air dari sana.
Namun, setelah dilakukan upacara adat dan diberikan sesajen, tempat ini mulai dikunjungi wisatawan dan berubah menjadi destinasi wisata populer.
Nama “Blue Lagoon” sendiri diambil dari warna airnya yang menyerupai biru langit. Sebelumnya, tempat ini sempat diberi nama “Secret Garden,” namun karena nama tersebut sudah digunakan di daerah lain, akhirnya dipilih nama Blue Lagoon.
Blue Lagoon adalah destinasi yang menawarkan pengalaman wisata alam yang unik dan menyegarkan. Dari perjalanan yang penuh petualangan hingga pesona air terjun yang memikat, tempat ini menjadi pilihan tepat bagi mereka yang ingin menikmati sisi alami Bali yang masih asri. Jangan lupa untuk datang pada musim yang tepat agar dapat menikmati keindahan Blue Lagoon dalam kondisi terbaiknya! (TB)