![]() |
Wisata Lovina di Buleleng, Bali, telah lama menjadi destinasi favorit bagi pecinta alam, terutama bagi mereka yang ingin menyaksikan lumba-lumba liar di habitat aslinya. Setiap pagi, puluhan jukung dan boat berlomba menuju lautan untuk menikmati atraksi lumba-lumba yang menari di antara ombak.
Pagi itu, sekitar pukul 06.00 WITA, para wisatawan—baik lokal maupun mancanegara—berkumpul di Pantai Lovina, Desa Kalibukbuk. Dengan penuh semangat, mereka menaiki jukung yang telah disiapkan oleh para nelayan setempat. Setelah beberapa saat berlayar ke tengah lautan, antara Celukan Bawang hingga Singaraja, muncullah kawanan lumba-lumba yang melompat-lompat seolah menyambut kedatangan mereka.
Beberapa wisatawan tampak sibuk mengabadikan momen dengan kamera, sementara yang lain hanya duduk menikmati pemandangan matahari terbit yang berpadu dengan siluet lumba-lumba. Ada pula yang berenang bersama lumba-lumba, merasakan sensasi unik bermain di laut lepas.
Bagi Elizabeth dan George, pasangan wisatawan asal Inggris yang baru pertama kali berkunjung ke Lovina, pengalaman ini terasa luar biasa. “Ada banyak lumba-lumba di sini! Sangat menakjubkan,” ujar George penuh kegembiraan.
Menurut Kadek Partama, seorang pengemudi jukung yang akrab disapa Dek Molo, waktu terbaik untuk menyaksikan lumba-lumba adalah pukul 06.00 WITA. Jika ingin berenang bersama lumba-lumba, disarankan berangkat pukul 07.00 WITA, saat suasana sudah lebih tenang.
Jika berangkat pagi, peluang bertemu lumba-lumba mencapai 99 persen. Namun, jika wisatawan datang pada sore hari, peluang melihat lumba-lumba hanya 50:50.
Dalam satu kelompok, biasanya terdapat sekitar 50 hingga 60 ekor lumba-lumba. Mereka tersebar dalam radius 15 km di sekitar Lovina, sehingga para nelayan harus terus berpindah untuk memastikan wisatawan bisa menikmati pengalaman terbaik.
Untuk menikmati perjalanan berburu lumba-lumba, wisatawan dikenakan tarif sekitar Rp 100.000 per orang. Jika ingin berenang bersama lumba-lumba, tarifnya menjadi Rp 150.000. Tarif ini bisa berubah sewaktu-waktu. Selama perjalanan, wisatawan juga akan disuguhi kopi hangat dan pisang goreng, yang semakin menambah kehangatan suasana.
Bagi Dek Molo, yang sudah mengemudikan jukung sejak usia 17 tahun, pengalaman mengantar wisatawan berburu lumba-lumba penuh dengan suka dan duka. Kadang-kadang mesin jukung mati di tengah laut, atau wisatawan menolak kembali ke daratan meskipun cuaca memburuk. Ada juga wisatawan yang mengaku bisa berenang, tetapi ternyata justru kesulitan di laut.
Sejak tahun 1980-an, wisata lumba-lumba di Lovina sudah mulai berkembang. Saat itu, nelayan menggunakan perahu layar atau dayung untuk membawa wisatawan. Kini, sekitar 58 nelayan di Kalibukbuk aktif mengantarkan tamu menikmati pengalaman langka ini.
Wisata lumba-lumba di Lovina adalah pengalaman yang wajib dicoba saat berkunjung ke Bali. Dengan suasana tenang dan alami, serta kesempatan untuk melihat lumba-lumba liar dari dekat, perjalanan ini akan meninggalkan kesan mendalam. Jadi, jika berencana ke Bali, jangan lewatkan keajaiban Lovina! (TB)