Menyambut puncak upacara Ngenteg Linggih, Mamungkah, Mapadudusan Agung, Menawa Ratna, dan Tawur Balik Sumpah di Pura Puseh dan Bale Agung, Desa Adat Karangsari, Nusa Penida, tradisi Mepeed digelar dengan penuh khidmat pada Senin (18/8/2025).
Prosesi yang melibatkan 260 krama istri ini menjadi momen perdana digelar di Karangsari. Mepeed bukan sekadar parade budaya, melainkan pengiring Ida Sesuhunan melasti ke segara sebagai simbol penyucian diri dan jagat.
Ratusan perempuan Desa Adat Karangsari berjalan teratur dalam tiga barisan lurus, mengenakan kebaya putih yang dipadukan dengan kamen serta selendang kuning. Di atas kepala mereka, gebogan berisi buah dan jajanan tradisional Bali dihiasi janur dengan warna yang melambangkan banjar asal masing-masing: Merah dari Banjar Pidada, Hijau dari Banjar Karangsari, dan Oranye dari Banjar Pupuan.
Meski berbeda warna, seluruh gebogan ditata di atas dulang perak yang seragam, menambah kesan estetika dan kebersamaan.
Bendesa Adat Karangsari, I Wayan Wiranata, menjelaskan bahwa Mepeed bukan hanya tradisi turun-temurun, tetapi juga sarat nilai spiritual dan sosial.
“Mepeed adalah ungkapan syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Selain itu, ia mengajarkan sradha bhakti, etika Tri Kaya Parisudha, serta mempererat rasa persaudaraan antarwarga,” jelas Wiranata.
Tradisi ini juga mencerminkan nilai yadnya, di mana setiap persembahan dilakukan dengan tulus ikhlas. Keindahan gebogan, kekompakan peserta, serta keterlibatan masyarakat menunjukkan bahwa Mepeed juga sarat nilai estetika dan kebersamaan.
Selain melasti, hari itu juga dilaksanakan beberapa upacara penting lain: Memasar, sebagai permohonan kemakmuran dan hasil pertanian yang melimpah.
Memendak Siwi, untuk keselamatan serta kekuatan krama desa. Ngaturang Dapetan, sebagai wujud terima kasih atas hasil panen maupun keberhasilan yang telah dicapai.
“Semua prosesi ini bertujuan memohon keselamatan, kemakmuran, dan berkat Ida Sesuhunan di Pura Puseh dan Bale Agung,” tambah Wiranata.
Seluruh rangkaian upacara dipuput oleh dua sulinggih, yakni Ida Rsi Bhagawan Darma Sadu Siddhi dan Ida Pandita Mpu Darma Satya Nata Sogata. Kehadiran mereka menambah kekhidmatan upacara suci ini.
Prosesi Mepeed ini menjadi bagian penting menuju puncak Karya Ngenteg Linggih yang akan digelar pada Rabu, 20 Agustus 2025. Masyarakat Desa Adat Karangsari berharap seluruh rangkaian yadnya membawa kerahayuan bagi jagat, sekaligus melestarikan kearifan lokal yang diwariskan leluhur. (TB)