Sosok Niang Soli, Penari Legong Berusia 106 Tahun yang Masih Enerjik, Pernah Menari di Depan Soekarno

Author:
Share

Nama Gusti Ayu Soli atau yang akrab disapa Niang Soli, telah melegenda di dunia seni tari Bali. Perempuan asal Desa Saba, Blahbatuh, Gianyar ini kini berusia 106 tahun, namun semangat dan kecintaannya pada seni tari tak pernah pudar.

Sejak kecil, Niang Soli sudah menunjukkan bakat luar biasa. Bahkan, pada tahun 1945, ia sempat tampil menarikan Legong Bapang Saba di hadapan Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, di Gianyar.

Meski sudah melewati satu abad usia, Niang Soli masih aktif menari. Tahun 2023 lalu, ia tampil memukau di Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV di Art Center Denpasar.

Bersama para penari muda, Niang Soli memperlihatkan gerakan lincah nan anggun, membuat penonton terkesima sekaligus kagum pada keteguhan jiwanya.

Tarian Legong Bapang Saba yang dibawakannya dikenal dengan gerakan dinamis, simetris, dan penuh ketertiban. Dahulu, tarian ini hanya dipersembahkan untuk kalangan bangsawan.

Kini, selain menjadi bagian dari ritual budaya, tari legong juga kerap ditampilkan sebagai sambutan bagi wisatawan.

Tidak hanya sekadar menjadi penari, Niang Soli juga aktif di Sanggar Seni Saba Sari di desanya. Ia selalu diajak tampil dalam berbagai acara kesenian, membagikan pengalaman sekaligus menjadi inspirasi generasi penerus.

Selain itu, Niang Soli juga menurunkan kecintaannya pada seni tari kepada keluarganya. Dari enam anak yang ia miliki, tiga di antaranya telah tiada, hingga 25 cicitnya, banyak yang mengikuti jejaknya belajar menari langsung darinya.

Niang Soli adalah istri dari Gusti Nyoman Katon. Di balik usianya yang sepuh, ia tetap hidup sederhana namun penuh semangat.

Kisah hidupnya menjadi bukti nyata bagaimana seni, budaya, dan ketekunan bisa menjaga semangat seseorang tetap menyala, meskipun usia sudah melampaui satu abad.

Bagi masyarakat Bali, terutama Desa Saba, Niang Soli bukan hanya sekadar seorang penari, melainkan ikon budaya yang menjaga warisan leluhur tetap hidup dan relevan hingga kini. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!