Mengenal Nuanu Creative City di Tabanan Bali Seluas 44 Hektar, Siapa Pemiliknya?

Author:
Share

Di pesisir Desa Nyanyi, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali, kini tumbuh sebuah kawasan kreatif berskala internasional bernama Nuanu Creative City.

Kawasan ini menempati lahan seluas kurang lebih 44 hektare dan digadang-gadang menjadi salah satu ikon baru pariwisata Bali. Kehadiran Nuanu memadukan seni, pendidikan, gaya hidup, kesehatan, dan keberlanjutan lingkungan dalam satu ekosistem yang terintegrasi.

Proyek ini mulai dirintis sejak 2020 oleh Sergey Solonin, pengusaha asal Rusia yang dikenal sukses di bidang teknologi dan fintech. Sergey memiliki visi menghadirkan sebuah ruang hidup yang tidak hanya berfungsi sebagai destinasi wisata, tetapi juga pusat kreativitas global yang berakar pada kearifan lokal Bali.

Nama “Nuanu” sendiri berasal dari bahasa Bali yang berarti “dalam proses”. Filosofi ini mencerminkan bahwa kawasan tersebut tidak pernah benar-benar selesai, melainkan selalu berkembang dan bertransformasi mengikuti kebutuhan zaman dan komunitas yang hidup di dalamnya.

Pembangunan Nuanu melibatkan konsorsium investor global, dengan sistem unik: setiap mitra pengelola proyek diwajibkan menyumbangkan 5% dari pendapatan bulanan ke dalam Nuanu Social Fund. Dana ini digunakan untuk mendukung kegiatan sosial, pelestarian lingkungan, serta program pemberdayaan masyarakat lokal.

Sejak awal, Nuanu dibangun dengan landasan Tri Hita Karana, filosofi Bali tentang harmoni antara manusia, alam, dan spiritual. Dalam praktiknya, hanya 30% lahan digunakan untuk konstruksi fisik, sementara lebih dari 70% area tetap dipertahankan sebagai ruang hijau.

Nuanu juga melakukan penanaman ribuan pohon sebagai bagian dari program penghijauan. Sistem pengelolaan limbah dan daur ulang diterapkan ketat agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Dengan begitu, kawasan ini tidak hanya menjadi pusat kreativitas, tetapi juga model kota berkelanjutan di masa depan.

Nuanu menghadirkan berbagai fasilitas unik yang menggabungkan hiburan, seni, pendidikan, dan wellness. Beberapa yang paling menonjol antara lain:

Luna Beach Club: Klub pantai eksklusif dengan bar, lounge, kolam renang, dan pemandangan laut spektakuler.

THK Tower: Menara ikonik bergaya futuristik yang digunakan untuk proyeksi seni dan pertunjukan cahaya di malam hari.

Aurora Media Park: Area publik interaktif dengan instalasi seni digital, media, dan pertunjukan seni kontemporer.

Magic Garden & Alpaca Park: Ruang terbuka yang memadukan taman edukasi, rumah kupu-kupu, serta area wisata hewan alpaca yang ramah keluarga.

Lumeira Wellness & Spa: Fasilitas kesehatan dengan layanan spa, sauna, dome panas berbahan kayu, serta pijat terapeutik.

ProEd Global School: Sekolah internasional yang menekankan pendidikan inovatif dengan fasilitas kelas dunia.

Ruang Seni & Akademi Kreatif: Galeri, art academy, serta panggung seni untuk pementasan seniman lokal maupun internasional.

Hunian OXO Residences: Area residensial ramah lingkungan yang terkoneksi langsung dengan fasilitas utama Nuanu.

Selain itu, terdapat area kuliner, restoran, kafe, dan sentra UMKM yang dirancang agar wisatawan sekaligus penghuni dapat berinteraksi langsung dengan produk lokal Bali.

Nuanu mulai dibuka secara bertahap untuk publik sejak 2023. Lokasinya berada di Jl. Galiran, Desa Beraban, Tabanan, tidak jauh dari Pantai Nyanyi dan kawasan Tanah Lot. Untuk masuk ke area umum, tiket masuk bagi masyarakat lokal relatif terjangkau, sekitar Rp 20.000, sudah termasuk fasilitas shuttle internal.

Bagi wisatawan, Nuanu menawarkan pengalaman berbeda: berjalan di area hijau, menikmati pertunjukan seni interaktif, hingga bersantai di klub pantai berkelas dunia. Dengan luas area yang cukup besar, pengunjung disarankan mengenakan pakaian nyaman dan alas kaki yang sesuai.

Seiring perkembangannya, Nuanu juga menimbulkan diskusi publik. Sebagian pihak menilai proyek ini berpotensi menggentrifikasi kawasan pesisir Tabanan, mendorong naiknya harga tanah, serta memberi tekanan pada kehidupan masyarakat lokal. Namun, pengelola berupaya menyeimbangkan dengan program sosial dan lingkungan yang didanai melalui Nuanu Social Fund.

Nuanu menegaskan bahwa kawasan ini bukan sekadar proyek wisata komersial, melainkan sebuah ekosistem kreatif berkelanjutan. Dengan strategi pembangunan hijau, partisipasi komunitas lokal, serta integrasi seni dan pendidikan, Nuanu diharapkan menjadi model kota masa depan yang menempatkan manusia, alam, dan budaya dalam satu harmoni. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!