![]() |
Gajah Mada |
Panca Dasa Paramiteng Prabhu adalah serangkaian ajaran kepemimpinan yang bersumber dari ajaran Maha Patih Gajah Mada, tokoh penting di kerajaan Majapahit. Saat Majapahit mencapai puncak kejayaannya, Gajah Mada menerapkan lima belas prinsip kepemimpinan yang menjadi pedoman penting dalam menjalankan pemerintahan.
Artikel ini akan menguraikan pengertian dan bagian-bagian dari Panca Dasa Paramiteng Prabhu serta penjelasannya masing-masing.
Pengertian Panca Dasa Paramiteng Prabhu
Panca Dasa Paramiteng Prabhu secara harfiah berarti lima belas ajaran utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Ajaran-ajaran ini mencakup berbagai aspek kepemimpinan, mulai dari kebijaksanaan, keberanian, kesetiaan, hingga ketegasan dalam menghadapi tantangan. Ajaran ini menjadi dasar bagi Gajah Mada dalam memimpin Majapahit menuju kejayaan.
Bagian-Bagian Panca Dasa Paramiteng Prabhu
1. Widnya
Mengajarkan seorang pemimpin untuk selalu bersikap tenang dan bijaksana dalam menghadapi permasalahan serta menjalankan tugasnya. Seorang pemimpin harus bertindak benar dan arif bijaksana, melihat semua bawahannya sebagai ciptaan Tuhan dan mempraktekkan ajaran tat twam asi.
2. Mantriwira
Memupuk jiwa yang teguh dan berani membela kebenaran dalam segala situasi. Kebenaran adalah sumber kekuatan dan cahaya hidup. Pemimpin harus mengenyahkan kelemahan dan menjalankan tugas dengan keberanian.
3. Wicaksanen Naya
Bertindak bijaksana dalam segala tindakan. Kebijaksanaan menempatkan pemimpin dalam pergaulan yang baik dan menjadikan negara sebagai pengayom, bukan penakluk.
4. Natangwan
Dapat dipercaya. Pemimpin harus memiliki tanggung jawab besar dan tidak mengabaikan kepercayaan yang diberikan rakyat.
5. Satya Bhakti Aprabu
Setia dengan tulus kepada negara dan pemerintahan. Gajah Mada menunjukkan kesetiaan dan pengabdian yang luar biasa selama lebih dari setengah abad.
6. Wagmi Wak Fash
Mengutarakan pendapat berdasarkan kebenaran dan keahlian. Pemimpin harus mempertahankan argumentasi dengan dasar yang kuat dan benar.
7. Sajarwopasana
Bersikap rendah hati, jujur, sabar, dan tulus. Sifat ini sangat penting bagi seorang politikus atau diplomat sejati.
8. Dirotsaha
Bekerja rajin dan tekun dengan keteguhan hati. Keberanian dan kesetiaan akan terlihat dari keteguhan hati dalam bekerja.
9. Tan Lalana
Berketepatan hati dan tahan uji. Pemimpin harus tabah dan tidak mudah terpengaruh oleh keadaan sekitar.
10. Diviyacita
Berhati terbuka dan siap mendengarkan pendapat orang lain. Pemimpin harus menghargai pendapat orang lain, meskipun berbeda dengan pendapat pribadinya.
11. Tan Satrsna
Tidak menonjolkan ambisi. Pemimpin harus menjaga keseimbangan dan tidak menikmati kesenangan duniawi secara berlebihan.
12. Asihi Samastabhuwana
Mencintai dunia dengan segala isinya. Cinta dunia berarti juga mencintai Tuhan yang menciptakannya.
13. Gineng Pratidina
Mendahulukan kebaikan dan menyingkirkan yang buruk. Keyakinan pada Karmaphala bahwa perbuatan baik akan membawa hasil baik.
14. Sumantri
Menjadi petugas negara yang sempurna dengan itikad baik. Gajah Mada selalu berbuat yang terbaik tanpa memperhitungkan posisinya.
15. Hanayaken Musuh
Bertindak tegas terhadap lawan. Lawan yang membahayakan harus dimusnahkan, sedangkan mereka yang setia harus dihargai dan dibimbing.
Kesimpulan
Panca Dasa Paramiteng Prabhu adalah ajaran kepemimpinan yang sangat relevan hingga saat ini. Prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Gajah Mada mengandung nilai-nilai universal yang dapat diterapkan oleh pemimpin di berbagai bidang.
Dengan mempelajari dan menerapkan ajaran ini, seorang pemimpin dapat menjalankan tugasnya dengan bijaksana, berani, dan penuh tanggung jawab, serta membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi rakyatnya. (TB)