Piodalan di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Senduro, Lumajang berakhir pada Jumat 14 Juli 2023 pagi.
Piodalan ini diakhiri dengan nyineb setelah digelar selama 12 hari yang dihadiri ribuan umat Hindu dari seluruh Indonesia.
Rangkaian penyineban ini ditandai dengan upacara Metetingkeb, Pepranian serta nuwek dan mendem Bagia Pula Kerthi.
Diawali dengan prosesi Bhakti Penganyar oleh umat Hindu Kabupaten Lumajang dan UNHI Denpasar.
Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace mengatakan, pujawali ini telah digelar 31 sejak dimulai pada 1994 lalu.
Ia mengatakan, sejak pelaksanaan Eka Dasa Rudra tahun 1963 di Besakih, para Penglingsir bermimpi membangun Pura untuk ber-stananya Ida Sang Hyang Pasupati di Semeru.
“Dan 23 Juni 1992, akhirnya terwujud dengan diresmikannya Pura Mandara Giri Semeru Agung oleh Mendagri Supardjo Rustam. Itu sudah 31 tahun yang lalu,” jelasnya.
Dan sejak mepedagingan, melaspas pada tahun 1992 itu, disusul 1993 upacara nugtugang.
Maka titik nol pada 1994 digunakan awal siklus upacara di Pura Semeru Agung.
Diputuskan juga statusnya menjadi pura kahyangan jagat.
Karena itu pula menurut Wagub, hingga saat ini Pemprov Bali dan Pemkab dan kota di Bali masih turut mendukung penuh pelaksanaan upacara di Pura Mandara Giri Semeru Agung.
“Dahulu sebelum pura ini dibangun, 7 putra ‘beliau’ sudah ber-stana di Bali, berbeda dengan Ida bhatara Lingsir di Semeru. Jumlah umat kita disini juga terhitung masih kurang untuk pengempon pura kita disini. Makanya pemerintah daerah kabupaten kota di Bali ikut serta sebagai wujud terima kasih masyarakat Bali atas waranugraha Ida bhatara Semeru Agung. Kami baktikan hal tersebut setiap tahun. 1994 tonggak sejarah,” urainya lagi.
Ia menambahkan, tahun 2024 mendatang prosesi Piodalan di Pura Mandara Giri Semeru Agung mencapai siklus putaran untuk melaksanakan Upacara Panca Walikrama.
“Ini upacara besar yang perlu persiapan tak hanya materi namun juga yasa kerthi, pikiran dan mental. Piodalan tahun 2024 berbeda. Ditandai tedunnya Ida bhatara di Besakih, Lempuyang dan Batur dalam wujud tapakan Ida bhatara. Ada juga prosesi pelastian di segara sehingga untuk Banten akan membengkak besar,” katanya. (TB)