Patung Bambu Octopus Queen Karya Ketut Putrayasa Berdiri Megah di Nusa Penida, Catat Rekor MURI

Author:
Share

Sebuah karya seni raksasa berbahan bambu kini menghiasi ujung tebing Broken Beach, Desa Sakti, Nusa Penida. Patung setinggi lebih dari 25 meter dan lebar 12 meter yang diberi nama Octopus Queen (Ratu Gurita) ini tak hanya memukau wisatawan, tetapi juga berhasil mencetak Rekor MURI sebagai instalasi bambu terbesar, tertinggi, dan terindah di Indonesia.

Patung monumental ini lahir dari tangan pematung asal Badung, I Ketut Putrayasa (43). Menurutnya, pemilihan lokasi di Penida Swing Park bukanlah kebetulan. Tebing dengan latar Samudera Hindia dianggap sebagai ruang kosmologis yang menyatu dengan karyanya. “Bentang alamnya sudah indah, dan patung ini memberi jiwa pada ruang tersebut,” ujar Putrayasa dalam peresmian, Kamis (25/9).

Gurita dipilih bukan sekadar karena bentuknya unik, melainkan maknanya yang dalam. Putrayasa menjelaskan, gurita dikenal sebagai hewan laut yang cerdas dengan sembilan otak, tangguh, dan mampu beradaptasi. Pada karyanya, sosok Ratu Gurita digambarkan menggenggam bunga teratai, simbol harapan yang harus terus dijaga masyarakat Nusa Penida.

BACA JUGA  Mengenang Sosok Wayan Tarma alias Dolar, Pelawak Legendaris Drama Gong Bali

“Patung ini adalah pengingat agar kita tetap tangguh, menjaga kebersamaan, dan tidak kehilangan harapan,” tegas Putrayasa.

Pengerjaan Octopus Queen berlangsung selama lima bulan dengan melibatkan hampir 400 pekerja dari berbagai desa. Enam truk bambu tali—jenis bambu yang lentur dan fleksibel—didatangkan dari Bangli. Untuk menahan terpaan angin laut, kerangka utama diperkuat dengan baja.

“Ini bukan karya individu. Dari memotong, memecah, hingga menyusun puluhan ribu batang bambu dilakukan secara gotong royong. Itulah nilai utama dari karya ini,” ungkap Putrayasa.

BACA JUGA  Mengenang Sosok Wayan Tarma alias Dolar, Pelawak Legendaris Drama Gong Bali

Meski usianya diperkirakan hanya bertahan sekitar satu dekade, ia yakin yang abadi bukanlah material, melainkan makna dan kenangan yang ditinggalkan.

Direktur Operasional MURI, Yusuf Ngadri, menyebut Octopus Queen sebagai karya instalasi anyaman bambu termegah yang pernah tercatat. “Pesan yang dibawa karya ini sangat kuat: hanya yang tangguh yang mampu bertahan. Karena keunikan dan skalanya, patung ini kami catat sebagai Rekor MURI untuk kategori instalasi bambu terbesar di Indonesia,” jelasnya.

Sementara itu, Mr. Adam, selaku pemilik Penida Swing Park, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. “Awalnya saya sempat ragu karena pengerjaan cukup lama. Tapi hari ini, setelah melihat hasilnya, saya yakin Octopus Queen bukan hanya ikon baru Nusa Penida, tetapi juga kebanggaan Bali,” katanya.

BACA JUGA  Mengenang Sosok Wayan Tarma alias Dolar, Pelawak Legendaris Drama Gong Bali

Dengan biaya pembangunan mencapai miliaran rupiah, Octopus Queen kini berdiri sebagai ikon baru pariwisata Nusa Penida. Lebih dari sekadar instalasi seni, patung ini diharapkan menjadi pengingat agar pembangunan pariwisata tidak mengorbankan alam dan budaya.

“Bunga teratai di tangan Ratu Gurita adalah pesan agar kita terus menjaga masa depan Nusa Penida. Jangan sampai pulau ini kehilangan ruang hijau demi beton,” tutup Putrayasa.

Kini, Octopus Queen telah terbuka untuk umum. Dengan latar Samudera Hindia yang megah, patung ini diprediksi akan menjadi destinasi ikonik baru yang menyatukan seni, kebersamaan, dan harapan bagi masa depan Bali. (TB)

       

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!