![]() |
Pixabay.com |
Pemerintah Provinsi Bali kembali memutuskan untuk tidak menggelar lomba ogoh-ogoh dalam rangkaian perayaan Nyepi Saka 1947 pada tahun 2025. Sebagai gantinya, fokus utama akan diarahkan pada pelaksanaan dua acara budaya besar, yakni Pesta Kesenian Bali dan Festival Seni Bali Jani.
Keputusan ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Bali, I Gede Arya Sugiartha, yang menyatakan bahwa kebijakan ini didasarkan pada hasil evaluasi rutin. “Penyelenggaraan lomba ogoh-ogoh lebih efektif jika diserahkan kepada pemerintah kabupaten/kota,” ungkap Arya Sugiartha.
Ia menegaskan, keputusan ini bukan disebabkan oleh keterbatasan anggaran, tetapi lebih kepada efisiensi dan efektivitas pelaksanaannya. Arya menambahkan, Pemprov Bali telah rutin menggelar lomba ogoh-ogoh sejak 2019, kecuali pada 2020 dan 2021 akibat pandemi.
Tahun lalu, lomba ini juga ditiadakan karena berdekatan dengan momentum Pemilihan Umum 2024. Terakhir kali lomba ogoh-ogoh tingkat provinsi digelar pada 2023.
Saat itu, Gubernur Bali memberikan penghargaan berupa uang dan piagam kepada pemenang di berbagai tingkatan. Kategori juara meliputi 9 Terbaik I tingkat kabupaten/kota dengan hadiah Rp50 juta, 9 Terbaik II dengan Rp35 juta, dan 9 Terbaik III dengan Rp25 juta. Selain itu, 3 nominasi terbaik di setiap kecamatan menerima Rp5 juta sebagai apresiasi.
Penilaian lomba tersebut mencakup aspek estetika (tema, konstruksi, hingga kreativitas), etika (busana dan dekorasi), serta nilai religius (filsafat dan sumber sastra). (TB)